Ahad 25 Jun 2023 15:09 WIB

Tujuan di Balik Pendirian Pondok Pesantren Al Zaytun

Pemerintah dituntut tegas bertindakan selesaikan masalah AL Zaytun.

Pihak Alzaytun kembali mengerahkan anjing penjaganya dalam pengamanan menyambut massa unjuk rasa, di depan pintu masuk Ma
Foto:

Lambang-lambang dan simbol-simbol kenegaraan Republik Indonesia jadi barang ejekan di tengah jamaah NII Al-Zaytun. Lambang Burung Garuda disamakan dengan berhala. Presiden disamakan dengan thaghut (sesembahan selain Allah Ta'ala) dan Fir'aun. TNI-Polri disamakan dengan "lalat hijau". Rakyat Republik Indonesia diumpamakan dengan orang-orang kafir Makkah. Teks Proklamasi, Pancasila, UUD 1945 dan GBHN diumpamakan dengan undang-undang thaghut. KUHP dan KUHAP diejek sebagai penerapan undang-undang jahiliyah. 

Sudah saatnya pemerintah bertindak tegas kepada Ponpes Al-Zaytun dengan mengambil alih dan mengadili pihak-pihak yang bersalah. Keberadaannya yang ditujukan untuk menjaga stabilitas keamanan nasional dengan terjaringnya orang-orang berpemikiran "Islam radikal" telah menyimpang jauh dan merusak syariat Islam sebagai agama mayoritas rakyat Indonesia. Bahkan yang dimunculkan dari pendirinya Al-Zaytun hanya keresahan yang justru dapat merusak stabilitas keamanan nasional dan citra pemimpin. Terlebih menjelang perhelatan Pemilu 2024 di tahun depan.

Kepada para pemimpin di Republik Indonesia, yang semoga Allah Ta'ala menjaga kalian dengan curahan taufiq dan hidayah-Nya. Memudahkan kalian dalam memimpin kami kepada jalan yang Allah Ta'ala ridhai. Menundukkan hati kami untuk mentaati kalian dalam ketaatan kepada Allah Ta'ala. Ketahuilah! Allah Ta'ala menjadikan tauhid sebagai pokok agama ini, bantulah kami dalam mentauhidkan-Nya. Allah Ta'ala menjadikan Sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dalam mendekatkan diri kepada-Nya, bantulah kami untuk meneladaninya. Inilah pokok agama kami, Islam. 

Wahai para pemimpin negeri ini! Allah Ta'ala dan Rasul-Nya memerintah kami untuk mentaati dalam ketaatan kepada-Nya dan tidak membangkang kepada kalian. Shalat di belakang kalian. Mendoakan kalian. Cintai dan kasihilah kami, niscaya Allah Ta'ala dan kami akan mencintai dan mengasihi kalian. Jangan adakan musuh dan propoganda bagi kami sehingga merusak agama dan dunia kami. Jangan biarkan mulut-mulut dan tangan-tangan jahat aparat intelejen hitam memperalat kami sehingga kami bermaksiat kepada Rabb kami.

Ketahuilah! Pemimpin pendosa tidak tinggal kecuali di tengah rakyat pendosa. Hingga karenanya hilanglah amanah dan rusaklah keamanan negeri. Muncullah pembangkangan dan huru-hara di penjuru negeri. Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah Ta'ala dalam jabatan yang telah diamanahkan-Nya kepada kalian. Tersebab siapa menanam kebaikan akan menuai kenikmatan di dunia dan akhirat. Sedang siapa menanam keburukan akan menuai petaka di dunia dan akhirat. Mumpung masih menjabat bertakwalah sebelum mangkat, saat itu tak berguna lagi pangkat.

 

Jakarta, 5 Dzulhijjah 1444 H

*** Editor: Al Chaidar, pengamat terorisme, dosen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement