REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan secara lengkap perihal permasalahan kesehatan kompleks yang dialami Muhammad Fajri (MF), yang memiliki berat badan 300 kilogram (kg). Fajri meninggal di RSCM pada Kamis (22/6/2023) sekitar pukul 01.25 WIB, setelah menjalani perawatan superintensif selama dua pekan.
"Kasus ini kita ketahui kasus yang berat, sulit. Jadi memang masuknya (pasien ke RSCM) sudah ada infeksi, jadi syok septik itu memang sudah ada sejak masuk," kata Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Operasional RSCM, Renan Sukmawan dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023).
Renan menjelaskan, sejak itu, Fajri langsung mendapatkan berbagai perawatan, seperti bantuan oksigen dengan pemasangan ventilator. Tim medis juga melakukan sejumlah pemeriksaan seperti rontgen serta pemberian obat-obatan. Dia menilai, upaya itu begitu keras dilakukan dengan dukungan sarana prasarana yang menyesuaikan kondisi tubuhnya yang obesitas.
Baca: Innalillahi, Fajri yang Berbobot 300 Kg Meninggal di RSCM
Lebih detail, dokter spesialis anestesi RSCM, Sidharta Kusuma Manggala menjelaskan, kondisi Fajri memang sangat drop dalam sebulan terakhir. Yang bersangkutan bahkan tidak bisa tidur dengan baik akibat berat badannya.
"Memang pasien MF sudah mulai tidak bisa tidur telentang, artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi atau masalah paru-paru dan jantung. BMI (body mass index)-nya di atas 35, BMI-nya 91, jadi tiga kalinya yang super tidak normal, jadi memang benar-benar berat," kata Sidharta.
Selain itu, kata Sidharta, dalam beberapa bulan terakhir, pasien juga telah mengalami infeksi di kaki bagian kanan dan telah disarankan juga untuk ke RS. Namun, Fajri yang tinggal di Kota Tangerang, Provinsi Banten, tidak dirujuk ke RS, hingga kondisinya semakin menurun hingga akhirnya diangkut ke RSCM pada Jumat (9/6/2023).
Menurut Sidharta, saat tiba di RSCM, Fajri mengalami sesak berat sehingga harus dipasang ventilator serta diberikan obat. Dia menyebut, Fajri sempat sadarkan diri namun tidak sepenuhnya sadar karena dalam pengaruh obat.
"Kemudian dalam perjalanan perawatannya, kita lihat infeksi di kakinya itu semakin berat, dan juga ada infeksi di bagian paru-paru, kemudian infeksi ini kita bisa bilang menimbulkan kejadian yang namanya syok septik. Syok septik ini adalah suatu keadaan di mana terjadi respons tubuh terhadap infeksi yang berat," jelas Sidharta.
Syok septik itu, lanjut Sidharta, terjadi kegagalan organ jantung serta pembuluh darah, ginjal, serta mengalami tekanan darah yang turun. Pihak RSCM kemudian melakikan terapi pengganti ginjal bersama dokter spesialis ginjal dan hipertensi. Pihaknya juga berkoordinasi dengan dokter pencernaan dan dokter lainnya.
"Sehingga kita bisa bilang bahwa akibat dari infeksi tadi itu mengakibatkan kegagalan organ tubuh, namanya multi organ disfungtion syndrom. Ini yang membuat kondisinya menurun dan memang pada akhirnya tadi malam kami sudah tidak bisa mempertahankan kondisi beliau," terang Sidharta.