Rabu 21 Jun 2023 19:27 WIB

Muhaimin Dipingit, Gerindra: Bukan untuk Menekan Prabowo

Gerindra memandang hubungan Prabowo dan Cak Imin bak antarsabahat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar
Foto: DPR
Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang 'memingit' Abdul Muhaimin Iskandar. Artinya, Muhaimin tak boleh membicarakan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 hingga pengumuman pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Ia tak memandang keputusan tersebut sebagai upaya untuk menekan Prabowo Subianto agar memilih Muhaimin sebagai cawapres. Hal yang pasti komunikasi dengan PKB dan Muhaimin selalu terjalin baik dan solid.

Baca Juga

"Komunikasinya cair banget, lancar banget, enjoy banget antara Pak Prabowo dengan Cak Imin ya, antara sahabat, antara bestie, tidak ada istilah desak-mendesak. Yang ada sama-sama diskusi, mencari yang terbaik untuk bangsa ini," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Partai Gerindra dan PKB diketahui telah meneken piagam deklarasi pada Agustus 2022. Pada poin keempat piagam tersebut menjelaskan, capres dan cawapres yang akan diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) akan ditentukan secara bersama Prabowo dan Muhaimin.

Termasuk memutuskan bergabung atau tidaknya partai politik lain ke KKIR. Sebab diketahui, saat ini sudah ada Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang menyatakan keinginannya berkoalisi dengan Partai Gerindra.

"Nanti soal Pak Prabowo dan Gus Muhaimin kan sebagai penentu pemegang mandat capres dan cawapres KKIR, jadi kita serahkan ke mereka. Tetapi sama2 kita berikhtiar, kita berupaya maksimal agar koalisi ini terus membesar," ujar Habiburokhman.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menegaskan, partainya tetap mengacu kepada hasil Muktamar yang memutuskan agar Muhaimin maju dalam Pilpres 2024. Baik sebagai capres atau cawapres.

PKB sendiri sudah tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra yang ingin mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Adapun bagi partai politik yang ingin bergabung dengan KKIR, ia mengingatkan bahwa keputusan terkait kontestasi berada di tangan Prabowo dan Muhaimin.

"Ya iyalah (Muhaimin jadi pengantinnya), kan kalau di KKIR itu kan keputusannya itu ada di tangan Pak Prabowo dan Pak Muhaimin. Sehingga tidak bisa sendirian Pak Muhaimin yang memutuskan," ujar Jazilul menjawab pertanyaan ihwal partai politik yang menyodorkan nama untuk menjadi cawapres Prabowo, Selasa (20/6/2023).

Saat ini, terdapat dua partai yang diketahui mendekati Partai Gerindra. Pertama adalah Partai Golkar yang menyodorkan nama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai cawapres dari Prabowo.

Kedua adalah PAN. Partai berlambang matahari itu mengusulkan nama Menteri BUMN Erick Thohir menjadi pendamping Prabowo pada Pilpres 2024. "Pak Muhaimin, menurutnya PKB, keputusan DPP, Pak Muhaimin calon penganten. Berarti bagi PKB, Pak Muhaimin ini bagi PKB sudah diputuskan menjadi penganten," ujar Jazilul.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement