Rabu 21 Jun 2023 13:51 WIB

Haji Ramah Lansia: Totalitas Layani Jamaah

Jamaah haji lansia dalam menjalankan ibadahnya dibolehkan mengambil rukhsah.

Oleh : KH Nurul Badruttamam, MA, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU dan Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Haji Umrah Indonesia

Puncak Ibadah Haji

“Ibadah haji memerlukan fisik yang prima. Jamaah haji agar selalu memperhatikan aspek kesehatan selama di perjalanan, di Arab Saudi, hingga kembali ke Tanah Air. Jangan terlalu memaksakan diri beraktivitas, termasuk beribadah sunnah, terlebih bila merasa kesehatannya tidak memadai," kata Gus Men berpesan kepada jamaah haji.

Tentu bukan tanpa alasan, Gus Men menyampaikan pesan ini kepada jamaah. Mengingat masih banyak jamaah yang terlalu memaksakan diri dalam menjalankan ibadah tanpa mengukur kondisi kesehatannya.Padahal, Islam mengajarkan kemudahan dalam beribadah bagi semua umatnya. Islam mengajarkan agar umat manusia tidak terbebani atau sulit dalam menjalankan ibadahnya, sehingga ibadah dapat dilaksanakan dengan nyaman dan penuh keberkahan.

Hukum Islam juga sangat dinamis, sebagaimana kondisi hambanya dalam menjalankan ibadah. Allah SWT, memberikan keringanan bagi yang mempunyai uzur dalam menunaikan ibadah sesuai dengan sakit maupun udzur yang mereka alami. Jamaah haji lansia dalam menjalankan ibadahnya dibolehkan mengambil rukhsah yang telah diberikan oleh syariat demi kemaslahatan baginya.

Rukhsah adalah hukum yang disyariatkan karena adanya udzur. Dalam mengamalkannya, hal ini bergantung pada bentuk udzur. Rukhsah adakalanya menjadi wajib, sunat, makruh, atau mubah sesuai dengan kondisi seseorang pada saat mengalami kesulitan. Imam Jalaludin Al-Suyuthi menyebutkan ada tujuh sebab yang melatarbelakangi munculnya rukhsah, yakni: bepergian, sakit, dipaksakan, lupa, tidak tahu, lemah hingga adanya kesulitan yang tak dapat terhindarkan.

Tentu banyak hal yang harus disiapkan jelang puncak ibadah haji. Mengingat ibadah haji merupakan ibadah fisik yang menguras banyak tenaga dengan durasi waktu hingga 42 hari lamanya. Dalam pelaksanaannya, ibadah haji juga menuntut kesiapan adaptasi dan manajemen diri.

Adapun beberapa hal yang harus disiapkan jamaah di antaranya patuhi protokol kesehatan, istirahat yang cukup, jaga pola makan dan hidup bersih. Selain itu jamaah diminta sering minum air agar terhindar dari dehidrasi, kurangi aktivitas luar yang tidak perlu, biasakan berpikir positif agar tidak strees dan tidak memaksakan kemampuan dalam beribadah.

Jamaah juga harus berani menyampaikan kendala yang dihadapi kepada para petugas yang telah dibaiat agar selalu siap siaga. Kendala ini tentunya akan bersambut pula dengan layanan terbaik dari para petugas, sebagaimana arahan Stafsus Menag, Wibowo Prasetyo agar para petugas tidak boleh ada yang main-main dan bekerja secara totalitas dalam melayani jamaah.

Maka, dengan kerja sama antara jamaah dan petugas, sukses penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dapat berjalan dengan optimal. Nol complain, karena petugas totalitas melayani, dan jamaah haji dapat beribadah dengan nyaman, khusyu' agar menjadi haji mabrur. Labbaik Allahumma Labbaik….

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement