Jumat 16 Jun 2023 01:20 WIB

Difabel Bisa Sukses Berkarir di Luar Negeri, Ini Kuncinya

Intinya kita memaksimalkan usaha dan potensi.

Disabilitas / Ilustrasi
Foto: About Islam
Disabilitas / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Gunadarma Taufiq Effendi memberikan tips meraih peluang karier di luar negeri bagi para difabel maupun masyarakat umum.

Ia menyarankan untuk mulai dengan mencari peluang pengembangan profesionalisme. "Pertama, peluang internal, apa yang kita punya, lalu tawarkan ke orang-orang terdekat di dalam negeri. Kemudian galilah apa yang bisa orang lain tawarkan ke kita (peluang eksternal), dari sana pasti banyak terbuka peluang besar untuk meniti karir di luar negeri," kata Taufiq dilansir Antara.

Baca Juga

Tips lain yang disampaikan Taufiq, yakni mencari peluang melalui laman beasiswa yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), pada laman perguruan tinggi, maupun kursus gratis yang ditawarkan dari kampus-kampus dunia."Biasanya motivasi itu datang dari hal-hal kecil, dulu saya memulainya dengan mimpi kecil ingin naik pesawat, karena belum pernah. Setelah itu sampai sekarang malah punya kesempatan untuk keliling dunia dengan gratis melalui usaha dan kerja keras yang selama ini saya lakukan," tuturnya.

Peraih beasiswa penuh di Agha University, Inggris, dan University of New South Wales Australia ini juga memaparkan tips agar mendapatkan relasi di lingkungan kampus untuk mendapatkan peluang berkarier di luar negeri. Salah satunya memaksimalkan potensi dan keahlian untuk mendapatkan nilai terbaik di bidang yang digemari.

Meski dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Taufiq tidak ingin disabilitas menghalanginya. Ia menuturkan, kuncinya adalah memaksimalkan potensi setiap mata kuliah yang dipelajari.

"Saat kuliah Pendidikan Bahasa Inggris, saya pulang ke kos jam 11-an malam, waktu itu belum ada Transjakarta, jadi naik metromini. Alhasil, usaha saya pun waktu itu dilihat oleh wakil rektor yang kebetulan juga menjadi dosen pengajar saya. Intinya kalau kita memaksimalkan usaha dan potensi, orang-orang akan melihat, karena setiap kesuksesan akan memiliki efek domino, meskipun kecil akan terus membesar ketika kita memaksimalkan ikhtiar," kata dia menjelaskan.

Dalam meraih karir di luar negeri, Taufiq mengatakan, hal tersebut tidak sepenuhnya mulus. Ia mengalami beberapa hambatan juga sebagai difabel.

"Lebih banyak tantangan itu sebenarnya di Indonesia, karena di Indonesia sudah biasa pontang-panting sendiri. Di luar negeri iklimnya sudah positif, setiap saya mau coba peluang luar negeri, itu luar biasa responsnya, ditanya butuh apa, langsung dikirim asesmen, kalau naik tangga harus gimana, ada ruang diskusi, ingin tahu langsung dari kita, apa yang kita butuhkan," kata dia.

Taufiq juga berpesan kepada anak-anak muda yang sedang mencari karir untuk tidak menyerah jika tidak berhasil pada satu bidang atau ditolak di beberapa perusahaan. Ia mengajak untuk terus mencari peluang di tempat-tempat lain.

"Buat teman-teman yang mengalami kegagalan dan itu besar, jangan berkecil hati, karena masih ada peluang lain. Kalau bukan kita yang berjuang, enggak ada orang lain yang mau berjuang untuk kita. Masa depan kita itu tidak bisa didelegasikan. Jadi buat teman-teman yang masih berjuang, tetap semangat," ujarnya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement