REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ada saja celah untuk melakukan kejahatan. Celah tersebut berupa dorongan dalam diri untuk berbuat jahat. Ditambah lagi dengan keadaan yang semakin memungkinkan untuk hal tersebut. Ketika dua hal tersebut bertemu, maka jadilah apa yang tidak diinginkan.
Begitu kira-kira untuk menggambarkan apa yang terjadi di Masjid Al-Ichsan, Jl Raya Ciherang, Dramaga, Bogor. Pada siang hari bolong. Matahari bersinar cerah. Mata banyak orang terbuka lebar karena banyak yang beraktivitas.
Meski keadaan awas seperti itu, hasrat mencuri di dalam diri MSFS (25 tahun) terasa begitu kuat. Ditambah lagi, kotak amal di Masjid Al-Ichsan, tidak dikunci. Membuncahlah hasrat tersebut, mendorong seluruh tubuh pemuda tadi mendekati kotak berisikan infak dan keikhlasan jamaah masjid yang berharap ridho Allah.
Buta sudah mata hati MSFS. Yang ada di pikirannya adalah 'setan' yang sudah menguasai dirinya untuk mencuri isi kotak amal. Tanpa dia sadari, ada mata warga setempat yang menyaksikan kebejatannya. Teriaklah warga tersebut. "Maling kotak amal...Maling kotak amal."
Mendadak warga berdatangan mengepung Masjid Al-Ichsan. MSFS tak bisa bersembunyi dan menghilangkan jejak. Pilihan yang ada dalam dirinya hanya dua. Pertama mati di situ. Kedua, dia menyerahkan diri, tapi masih hidup. Akhirnya dia mengangkat tangan tanda menyerah. Warga kemudian menangkapnya dan menyeret itu pemuda ke pasukan berseragam coklat alias Polsek Dramagal.
Kapolsek Dramaga, AKP Budi Sehabudin di Bogor menjelaskan bahwa aksi pencurian yang berlangsung pada siang hari itu dapat digagalkan oleh warga sekitar. "Dapat digagalkan, warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung meneriaki pelaku," terang AKP Budi.
AKP Budi menuturkan bahwa berdasarkan keterangan pelaku, niatan mencuri itu muncul ketika dia melihat kotak amal pada kondisi tak terkunci dan masjid dalam keadaan sepi.
"Masih pemeriksaan. Dari tangan pelaku didapati barang bukti uang hasil curian Rp 25 ribu," kata AKP Budi. Nominal uang seharga dua porsi bakso itu kini menjadi bukti kejahatan MSFS yang nantinya akan dibawa ke pengadilan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
