Selasa 06 Jun 2023 01:50 WIB

Formula E 2023 Usai, Dewan Minta Jakpro Segera Evaluasi Kondisi Finansial

Dewan ingatkan bila memang merugikan maka tidak perlu dilanjutkan Formula E 2023

Rep: Eva Rianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah pembalap melaju saat balapan Formula E 2023 seri 11 di Jakarta International E-Prix Circuit, Jakarta, Ahad (4/6/2023). Pada pertandingan tersebut pembalap Maserati MSG Racing Maximilian Gunther menjadi pemenang setelah menyelesaikan 38 lap dengan catatan waktu 44 menit 57,285 detik, diikuti pembalap Avalanche Andretti Formula E Jake Dennis (45 menit 00,107 detik) dan pembalap Jaguar TCS Racing Mitch Evans (45 menit 15,763 detik).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pembalap melaju saat balapan Formula E 2023 seri 11 di Jakarta International E-Prix Circuit, Jakarta, Ahad (4/6/2023). Pada pertandingan tersebut pembalap Maserati MSG Racing Maximilian Gunther menjadi pemenang setelah menyelesaikan 38 lap dengan catatan waktu 44 menit 57,285 detik, diikuti pembalap Avalanche Andretti Formula E Jake Dennis (45 menit 00,107 detik) dan pembalap Jaguar TCS Racing Mitch Evans (45 menit 15,763 detik).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran lomba mobil listrik Jakarta E-Prix atau Formula E telah rampung digelar pada 3-4 Juni 2023. Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono meminta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku panitia Formula E untuk segera melakukan evaluasi untuk menghitung untung atau rugi gelaran tersebut.

Hal itu terkait dengan kelanjutan nasib Formula E pada tahun depan. "Sepanjang itu menguntungkan saya kira ya harus dilanjutkan. Ketika merugikan, merugikan kas perusahaan ya ngapain mesti dilanjutkan. Ini butuh evaluasi yang berjalan," kata Gembong kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Politisi PDI Perjuangan tersebut mengingatkan, Jakpro merupakan BUMD DKI Jakarta yang diberi tanggung jawab untuk penyelenggaraan event bergengsi bertaraf internasional tersebut. Sehingga, proses pengelolaan serta audit keuangan harus profesional dan transparan.

"Jakpro kan diberikan mandat oleh rakyat untuk mengelola perusahaan daerah, tapi cara pengelolaan kan tidak boleh serampangan," tutur dia.

Menurut pandangan Gembong, memang ada banyak hal yang perlu dievaluasi oleh Jakpro, terutama dari segi hitung untung rugi. Dia mengkritik kaitannya dengan kondisi jumlah sponsorship yang lebih sedikit daripada gelaran perdana Formula E pada 2022 yang lalu.

Gelaran Formula E 2022 diketahui menggunakan anggaran dari APBD DKI Jakarta, sementara Formula E 2023 tidak lagi menggunakan APBD DKI Jakarta, melainkan dengan menggaet pihak sponsorship. Namun jumlah sponsor pada tahun ini justru tidak lebih banyak dari tahun sebelumnya.

"Kesiapan Jakpro menggelar Formula E itu tidak maksimal. Kenapa? Contohnya sederhana kelihatan dari sponsor yang masuk, faktanya tidak maksimal. Ketika pembiayaan dilakukan melalui APBD saja ada 30 yang mensponsori Formula E, sekarang ketika tidak ada alokasi APBD artinya penyelenggaraan murni oleh Jakpro sponsor cuma 19. Bayangan saya kerugian sudah ada di depan mata," ungkap Gembong.

Namun, dia menegaskan agar evaluasi menyeluruh dapat segera dilakukan oleh pihak Jakpro. Sebab gelaran Formula E tidak hanya bicara untung rugi secara finansial, namun juga untuk kampanye kendaraan ramah lingkungan. Nantinya juga bakal dilakukan evaluasi bersama dengan DPRD DKI Jakarta dalam waktu dekat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement