REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak kader kesehatan untuk lebih intensif mengatasi masalah stuntingdengan makanan bergizi seimbang. Berdasarkan data, disebutkan bahwa banyak anak stunting ini berasal dari keluarga yang mampu.
"Berarti ini bukan hanya masalah makanan saja namun juga harus diimbangi pola asuh yang tepat," katanya di Kediri, Rabu (17/5/2023).
Ia mengatakan salah satu program penanganan stunting dengan memberikan program makanan tambahan (PMT) yang bergizi seimbang. PMT yang diberikan bisa menggunakan bahan pangan lokal.
Wali Kota juga menambahkan bahwa saat ini Kota Kediri sudah universal health coverage (UHC). Apabila ada warga yang sakit, kader bisa langsung membawa ke fasilitas kesehatan. Hampir semua warga Kota Kediri sudah memiliki BPJS kesehatan
Pihaknya juga mengungkapkan peran kader sangat penting dalam penanganan stunting di kota ini.
"Terima kasih kepada seluruh kader kesehatan karena selama ini sudah banyak membantu Pemerintah Kota Kediri. Terutama terkait program kesehatan. Lalu juga memberikan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar menambahkan agar PMT di Kota Kediri memenuhi kebutuhan gizi balita, Pemerintah Kota Kediri telah mengalokasikan anggaran untuk PMT pada program pemberdayaan masyarakat (Prodamas).
Ia mengatakan PMT yang diberikan juga sudah diatur pada petunjuk dam teknis (juknis) Prodamas yang didiskusikan dengan ahli gizi. Namun untuk menyelesaikan stunting ini tidak hanya memperbaiki PMT saja, harus diimbangi dengan pola perilaku orang tua.
"Harusnya sudah tidak ada lagi PMT yang bermasalah di Kota Kediri. Tapi ingat tidak hanya PMT saja tapi kita harus edukasi juga mengenai perilaku orang tua mengenai pola makan balita. Kader-kader kita juga harus terus diupdate ilmunya," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Kota Kediri tahun 2022 sebesar 14,3 persen. Sementara target penurunan stunting nasional tahun 2024 adalah 14 persen berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021.
Pemkot Kediri menargetkan prevalensi stunting turun pada angka 11,48 persen dalam penanganan stunting tersebut.
Pada kegiatan ini juga diisi kegiatan kelas memasak yang memanfaatkan bahan pangan lokal. Tujuannya agar kader kesehatan dapat memasak dan memberikan PMT pada posyandu di kelurahan masing-masing dengan berbasis pangan lokal, serta memiliki nilai gizi beragam dan seimbang.
Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima, Ketua TP PKK kecamatan, kepala Puskesmas, dan tamu undangan lainnya.