Kamis 11 May 2023 18:27 WIB

Di KTT ASEAN 2023 RI Tegaskan Komitmen Wujudkan Kawasan Damai

KTT ASEAN menguatkan infrastruktur digital di Labuan Bajo

Presiden Joko Widodo (kanan) berbicara dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebelum KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-15 di sela-sela KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, provinsi Nusa Tenggara Timur,  Kamis (11/5/2023).
Foto: Willy Kurniawan/Pool Photo via AP
Presiden Joko Widodo (kanan) berbicara dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebelum KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-15 di sela-sela KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komitmen kuat sangat dimiliki oleh Keketuaan Indonesia dalam perhelatan KTT ASEAN 2023 untuk terus mewujudkan kawasan yang penuh akan kedamaian agar bisa menjadikan ASEAN sebagai sentral bagi dunia.

Dalam konferensi pers di Hotel Bintang Flores Labuan Bajo, NTT, Kamis (11/5), Presiden RI, Joko Widodo menyatakan bahwa sejatinya seluruh negara ASEAN adalah satu keluarga dan harus bisa bersama berlayar menuju ke satu tujuan.

Baca Juga

“Memang ASEAN ini adalah satu keluarga, ikatannya sangat kuat, kesatuannya sangat penting untuk berlayar menuju satu tujuan yang sama, menjadikan ASEAN Epcentrum of Growth dan kawasan yang damai dan sejahtera,” kata Presiden Jokowi.

Terkait dengan upaya untuk mewujudkan perdamaian tersebut, bahkan telah disepakati oleh seluruh Kepala Negara se-ASEAN bahwa memang perlindungan pekerja migran serta korban perdagangan manusia harus bisa ditindak tegas pelakunya.

“Hal yang menyentuh kepentingan rakyat menjadi hal penting para leaders, termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. Dan saya mengajak negara-negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku utamanya,” jelas Presiden Jokowi.

Secara tegas, dirinya juga menyatakan bahwa konflik Myanmar yang mencederai kemanusiaan sama sekali tidak bisa ditoleransi.

Kemudian, dalam rangka mewujudkan perdamaian di ASEAN, bahkan Indonesia sendiri telah berkomitmen siap untuk berbicara dengan banyak pihak mengenai upaya menghentikan konflik Myanmar.

“Indonesia siap berbicara dengan siapapun, termasuk dengan Junta dan seluruh stakeholder di Myanmar untuk kepentingan kemanusiaan, dan yang penting untuk saya tegaskan bahwa melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan,” kata Presiden RI ketujuh tersebut, didamping Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Lebih lanjut, dirinya juga berharap agar tidak ada pihak manapun yang justru mengambil keuntungan dari adanya konflik Myanmar.

Hal tersebut, ungkap Jokowi, justru akan sangat rawan menimbulkan perpecahan sehingga perdamaian pun tidak akan terlaksana. Jokowi pun mengajak ASEAN untuk bersatu.

“Tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myammar, kekerasan harus dihentikan dan rakyat harus dilindungi,” ujarnya.

Jokowi kembali menegaskan bahwa kesatuan ASEAN sangat penting, karena tanpa kesatuan akan mudah pihak lain memecah ASEAN.

Bukan sekedar komitmen, namun beberapa langkah juga telah dilakukan oleh Indonesia dalam upayanya menghentikan konflik Myanmar.

Indonesia telah menjalin komunikasi dengan banyak sekali stakeholder terkait dan terus mendorong implementasi 5 poin konsensus.

“Kita akan terus mendorong implementasi dari 5 poin konsensus, mendorong terciptanya dialog dan tidak hanya dengan Junta karena di sana banyak pihak dan kepentingan yang terlibat, sehingga kita akan memperbanyak stakeholder yang ada di Myanmar,” pungkas Presiden Jokowi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement