Senin 08 May 2023 14:27 WIB

Budayawan Hingga Pegiat Industri Kreatif di Bali Curhat ke Menko PMK

Muhadjir menyarankan perlu regulasi khusus terkait proses industri kreatif di Bali.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menko PMK Muhadjir Effendy berdialog dengan wartawan, budayawan, dan influencer di Resto Kenja, Nusa Dua, Bali pada Sabtu, (6/5/2023).
Foto: Dok Kemenko PMK
Menko PMK Muhadjir Effendy berdialog dengan wartawan, budayawan, dan influencer di Resto Kenja, Nusa Dua, Bali pada Sabtu, (6/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy melakukan dialog bersama dengan pegiat pariwisata, pegiat industri kreatif, dan akademisi kebudayaan di Kenja Restaurant, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Sabtu (6/5/2023).

Kegiatan dialog merupakan permulaan dari rangkaian Pertemuan Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29/The 29th ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting di Nusa Dua, Bali, pada 7-8 Mei 2023.

Muhadjir menyatakan, ekosistem industri kreatif dan pariwisata di Bali sudah sangat baik. Dia menilai, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal dan budaya khas, industri kreatif dan pariwisata Bali tetap bisa menarik perhatian turis lokal dan mancanegara. "Industri kreatif dan pariwisata di Bali ini sangat bagus para pelaku sudah cerdas sekali," ujarnya di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Meski begitu, kata dia, beberapa aspek masih menjadi perhatian. Dari aspirasi dari para pegiat pariwisata, pelaku industri kreatif dari Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) DPW Bal,i dan para akademisi budaya Universitas Udayana, Muhadjir mendapatkan fakta baru, perkembangan industri kreatif Bali mulai terjadi pergeseran orientasi.

Contohnya, kerajinan tangan yang sebelumnya menjadi andalan kini mulai tersisih. Kemudian sektor pariwisata yang belum terdistribusi merata ke seluruh wilayah Bali dan manfaatnya belum dirasakan seluruh daerah.

Menurut Muhadjir, isu tersebut akan menjadi perhatian dan akan diupayakan solusinya supaya denyut industri kreatif dan pariwisata Bali tetap berjalan lancar. "Saya kira itu harus menjadi perhatian. Proses redistribusi manfaat pariwisata di Bali ini bagaimana supaya lebih merata bisa dinikmati terutama warga asli Bali sendiri," ujar Muhadjir.

Dia menganggap, perlu dibuat regulasi khusus berkaitan dengan proses industri kreatif dan pariwisata di Bali supaya lebih terpola. Muhadjir menyebut, kearifan lokal Bali harus tetap dipertahankan dan dikuatkan dalam mengembangkan ekosistem industri kreatif dan pariwisata.

"Dengan patokan terjaganya tradisi etika dan estetika yang selama ini menjadi watak dasar di Bali. Itu saya kira beberapa hal yang serius untuk ditindaklanjuti," kata mantan mendikbud tersebut.

Muhadjir pun berjanji membantu mencarikan solusi terbaik dalam menyelesaikan beberapa problema yang dialami Bali dalam hal industri kreatif, dan pariwisata. Termasuk, sambung dia, menghubungkan stakeholder terkait supaya ada regulasi khusus untuk Pulau Dewata.

Muhadjir juga meminta  para pegiat industri kreatif, pariwisata, dan akademisi kebudayaan untuk membantu menjaga ekosistem Bali sebagai destinasi wisata terbaik dan menjadi pilihan para wisatawan mancanegara. "Saya minta nanti ada disampaikan secara lebih konkret. Misalnya program apa kebutuhan apa sehingga saya tahu nanti dikaitkan, kementerian mana, pihak mana, atau komunikasikan dengan gubernur," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement