Senin 08 May 2023 04:24 WIB

Anies Bicara Soal Lawan Politik di Pilpres, Ini Pandangannya

Anies mengaku menghadapi kompetisi dengan lawan yang memiliki sumber daya besar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Irfan Fitrat
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan (tengah), melambaikan tangan kepada para pendukung dan relawan sebelum menyampaikan pidato saat acara di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (7/5/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan (tengah), melambaikan tangan kepada para pendukung dan relawan sebelum menyampaikan pidato saat acara di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (7/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan, membicarakan pandangannya soal lawan politik dalam proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ia mengingatkan seluruh pendukung, relawan, dan juga simpatisannya untuk tak menganggap lawan politiknya itu sebagai musuh. 

Sebab, bagi Anies, musuh akan saling menghabisi. Sementara lawan dinilainya dapat saling menguatkan. “Lawan debat adalah teman berpikir. Lawan badminton adalah teman olahraga, lawan voli adalah teman olahraga. Lawan di dalam proses pilpres, lawan di dalam pemilu, mereka adalah teman dalam demokrasi,” kata dia, saat berpidato pada acara relawan Amanat Indonesia (Anies) di Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (7/5/2023).

Anies melihat Pilpres 2024 merupakan momentum semua pihak untuk melihat dan mengevaluasi kebijakan yang sudah dijalankan. Khususnya terkait dengan janji kemerdekaan, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Baca juga : UTBK-SNBT 2023 Diikuti Ratusan Peserta Difabel

Karena itu, menurut Anies, pilpres jangan dipandang hanya sebagai momentum pencarian sosok yang akan melanjutkan atau tidak meneruskan suatu program. Namun, kata dia, harus dipandang sebagai momentum untuk menghadirkan kesejahteraan masyarakat.

“Pemilu 2024, Pemilu 2019, Pemilu 2014, dan pemilu-pemilu lainnya adalah sebuah kesempatan untuk menengok kembali arah perjalanan bangsa. Republik ini didirikan dengan cita-cita, dengan janji menghadirkan keadilan bagi semua,” kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Anies pun menyinggung pernyataan hilang atau berpindahnya kekuasaan. Menurut dia, pernyataan tersebut tidaklah tepat lantaran kekuasaan suatu negara dimiliki oleh rakyatnya. 

Baca juga : Pemkot Tangsel Siapkan Dua RS untuk Korban Kecelakaan Bus di Tegal

Anies mengatakan, semua pihak mesti memegang prinsip dasar demokrasi, yaitu kekuasaan di tangan rakyat. Dengan begitu, kata dia, jangan pernah ada yang merasa sebagai pemegang kekuasaan, terkecuali rakyat. Pemenang pemilu, menurut dia, hanyalah pemegang kewenangan kekuasaan.

“Perjuangan ke depan, kita ingin meluruskan jalan dan meluruskan jalan ini kita dihadapkan dengan sebuah kompetisi: kompetisi gagasan, kompetisi rencana, kompetisi rekam jejak, dan dalam kompetisi ini kita akan berhadapan dengan lawan yang memiliki sumber daya yang luar biasa besar,” ujar Anies.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement