Jumat 05 May 2023 09:26 WIB

Epidemiolog: Keterisian Pasien Covid-19 di RS dalam Taraf Terkendali

RS rujukan saat ini mengalokasikan total 42.293 unit tempat tidur.

Suasana ruangan IGD untuk pasien Covod-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (31/3/2023). Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Iwan Ariawan mengemukakan peningkatan keterisian tempat tidur rawat pasien COVID-19 di rumah sakit yang terjadi saat ini masih dalam taraf terkendali.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana ruangan IGD untuk pasien Covod-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (31/3/2023). Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Iwan Ariawan mengemukakan peningkatan keterisian tempat tidur rawat pasien COVID-19 di rumah sakit yang terjadi saat ini masih dalam taraf terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Iwan Ariawan mengemukakan peningkatan keterisian tempat tidur rawat pasien COVID-19 di rumah sakit yang terjadi saat ini masih dalam taraf terkendali. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, rumah sakit rujukan COVID-19 di Indonesia saat ini mengalokasikan total 42.293 unit tempat tidur.

"Memang Kementerian Kesehatan ada pernyataan peningkatan keterisian tempat tidur rumah sakit, tapi secara nasional berkisar 8,1 persen membuat RS itu masih dalam taraf terkendali, jauh dari kapasitas yang ada," kata Iwan Ariawan yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga

Jumlah pasien yang dirawat hingga 3 Mei 2023 mencapai 2.696 orang, terdiri atas 2.556 pasien isolasi dan sisanya diisi oleh pasien yang menjalani perawatan intensif. "Indikator hati-hati terjadi saat keterisian tempat tidur rumah sakit secara nasional mencapai 60 persen. Kalau sudah 80 persen terisi, itu sudah mengkhawatirkan," katanya.

Menurut Iwan, jumlah tempat tidur perawatan pasien COVID-19 saat ini di luar kebijakan konversi tempat tidur yang disiapkan pemerintah untuk menindaklanjuti situasi yang mengkhawatirkan.

Iwan yang juga tergabung dalam Tim Serologi Survei (Serosurvei) FKM-UI mengatakan komposisi pasien COVID-19 yang kini mengisi rumah sakit didominasi lansia, orang dengan komorbid, dan vaksinasi yang belum sampai booster. "Berikutnya adalah lansia tanpa komorbid, tapi vaksinasinya belum sampai booster. Itu yang paling banyak masuk RS," katanya.

Iwan mengatakan vaksinasi COVID-19 terbukti memberikan perlindungan kepada masyarakat dari risiko bergejala berat bahkan kematian. "Dari data analisa COVID-19, terlihat sekali vaksinasi mengurangi risiko kematian pasien. Walaupun antibodi berdasarkan Serosurvei Nasional relatif tinggi, tapi belum semua seragam antibodinya," katanya.

Antibodi tertinggi terjadi pada orang yang sudah divaksinasi sampai dengan booster, kata Iwan menambahkan.

Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan hingga Kamis (4/5/2023) siang tercatat sebanyak 2.417 kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia dengan penambahan 32 kasus kematian. Sebanyak lima rumah sakit rujukan COVID-19 dilaporkan mengalami peningkatan keterisian lebih dari 50 persen, yaitu RSUP Dr M Djamil, RS Dr Tadjuddin Chalid, RSP Dr Ario Wirawan, RSUP Prof Dr RD Kandou, dan RSUP Dr kariadi.

Dari 22.666 pasien COVID-19 yang kini dirawat di rumah sakit, 34,5 persen atau setara 7.813 pasien belum mendapatkan vaksinasi COVID-19 dan didominasi oleh lansia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement