Kamis 04 May 2023 16:56 WIB

Sikapi OPM, HMI Demo Kedubes Australia dan Selandia Baru di Jakarta

Ketua Dewan Diplomatik TPNPB-OPM bersurat minta bantuan Australia dan Selandia Baru.

Puluhan mahasiswa dan kader HMI Jakarta demo di depan Kedubes Australia dan Selandia Baru, Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Foto: Dok Republika.co.id
Puluhan mahasiswa dan kader HMI Jakarta demo di depan Kedubes Australia dan Selandia Baru, Jakarta, Kamis (4/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa dan aktivis menggelar aksi turun di jalan dengan mendatangi Kedubes Australia dan Selandia Baru, Jakarta, Kamis (4/5/2023). Mereka mendesak kedua negara itu tidak untuk mencampuri konflik yang terjadi di Bumi Cendrawasih.

Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta, Asri Lesilawang menyatakan, konflik yang terjadi di Papua adalah sepenuhnya urusan dalam negeri. Dia tak ingin ada negara tetangga ikut campur masalah negara lain.

"Demo hari ini, kami dari HMI Jakarta mendatangi Kedubes Australia dan Kedubes Selandia Baru untuk menyampaikan bahwa beberapa tuntutan terkait konflik di Papua," kata Asri yang memimpin aksi kepada wartawan, Kamis.

Dia menyatakan, tuntutan itu didasarkan atas dugaan pemerintah dua negara tersebut ikut mencampuri urusan antara pemerintah Indonesia dan masyarakat Papua. "Ada TNI dan Polri yang bisa menyelesaikan permasalahan Papua, tanpa perlu melibatkan pihak Australia maupun Selandia Baru," tuturnya.

Adapun pernyataan yang disampaikan oleh HMI Jakarta adalah pertama, konflik di Papua merupakan permasalahan dalam negeri Indonesia, tak boleh dicampuri oleh negara asing. Sebagaimana, Indonesia juga tak pernah mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Kedua, menolak keterlibatan pihak Australia dan Selandia Baru, baik keterlibatan secara langsung maupun tidak langsung, terkait penyanderaan warga Selandia Baru oleh kelompok separatis teroris (KST) Papua.

Ketiga, apabila ditemukan keterlibatan atau intervensi Australia maupun Selandia Baru, dalam konflik di Papua, sudah seharusnya Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut. "Aksi kali ini diikuti oleh 53 orang. Bentuknya aksi murni. Dan tidak ada dari pihak Kedubes yang menemui kami," kata Asri.

Sebelumnya, Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau KST Papua terus mencari dukungan negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), khususnya Australia dan Selandia Baru.

Ketua Dewan Diplomatik TPNPB-OPM, Akouboo Amatus Douw mengaku, telah menyurati pemerintah Australia dan Selandia Baru untuk meminta bantuan peralatan perang guna melawan TNI. Surat tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement