REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyatakan produk mi instan merek Indomie Rasa Ayam Spesial di Indonesia aman dikonsumsi. Namun menurut dr Nadia Alaydrus mi instans tanpa etilen oksida (EtO) juga bisa membahayakan tubuh.
"Terus kalau misalnya mi instan ini berbahaya kok bisa lulus BPOM? Kalian tanyanya sama BPOM saja say, jangan sama aku, serem say," ujar Nadia dalam postingan video di akun Instagram miliknya @nadialaydrus, Kamis (27/4/2023).
Dokter Nadia menjelaskan EtO di Indonesia biasanya digunakan untuk mensterilisasi rempah-rempah yang terkontaminasi dari kotoran hewan, bulu hewan pengerat dan juga bagian serangga pada rempah-rempah. "Karena kontaminasi ini bisa menyebabkan rempah-rempah mudah membusuk," ujarnya.
Namun tanpa ada temuan EtO, dr Nadia mengatakan mi instans sudah termasuk dalam ultra processed food atau bahan makanan yang diproses secara ultra atau sangat diproses dengan menambahkan bahan adiktif seperti garam, gula, bahan pengawet, perisa buatan atau pewarna dalam skala yang besar.
Dari pengolahan mi-nya, kandungan mi-nya, kandungan bumbunya, kandungan terigu, itu mengandung pengawet, perasa, pewarna dan lain-lain. "Jadi kalau masuk ke dalam tubuh manusia itu boros energi," ujarnya.
Selain itu, juga bisa memperberat mitokondria dalam mengelola, juga memperberat liver dalam detoksifikasi, memperberat kerja usus dalam mencerna juga berisiko menyebabkan intoleransi makanan.
Tak hanya itu, juga bisa picu sensitivitas dan alergi serta masalah lain seperti masalah hormonal. "Jadi kalau dibilang aku cuma sesekali makan, apalagi kalau makan itu rutin bisa setiap hari, kemudian dalam satu sampai tiga hari itu muncul peradangan di dalam tubuh, ya kalian berarti tahu dong sumbernya dari mana," ujarnya.
Makanya, menurut dokter Nadia, lebih baik pilih makan makanan sehat, yang pengolahannya simple seperti makanan rumahan. "Kamu sendiri suka makan mi instan atau makanan dengan gizi seimbang?" ujarnya.