REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, hari ini (25/4/2023) akan menjadi puncak arus balik libur Lebaran Idul Fitri 2023. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, sejak kemarin (24/4/2023) dan hari ini berpotensi akan terjadi puncak pergerakan penumpang angkutan umum untuk arus balik.
“Mengingat, pada Rabu (26/4/2023) masyarakat pekerja formal sudah mulai kembali masuk ke kantor,” kata Adita dalam pernyataan tertulisnya, Senin (24/4/2023) malam.
Untuk itu, Adita mengimbau masyarakat yang akan melakukan perjalanan balik agar menghindari puncak arus balik pertama sejak kemarin dan hari ini. Lalu juga puncak arus balik kedua pada 30 April dan 1 Mei 2023 untuk menghindari kepadatan.
Sementara itu, Kemenhub mencatat jumlah pengguna angkutan umum pada Ahad (23/4/2023) kembali meningkat yaitu sebesar 18,49 peraen atau sejumlah 635.714 orang dibanding Sabtu (22/4/2023) yang sebanyak 532.881 orang. Adita mengatakan jumlah pengguna angkutan umum terbanyak pada hari kedua Lebaran l yaitu penumpang angkutan udara sebanyak 179.589 orang atau 28,25 persen dari total pengguna angkutan umum.
Setelah angkutan udara, sebanyak 27,93 persen atau 177.536 orang menggunakan angkutan kereta api, 19,71 persen atau 125.278 orang menggunakan angkutan jalan (AKAP), dan 16,15 persen atau 102.640 orang menggunakan angkutan penyeberangan. Sementara itu 7,97 persen atau 50.671 orang menggunakan angkutan laut.
“Secara kumulatif, jumlah pengguna angkutan umum yang dipantau mulai H-8 hingga hari kedua Lebaran mencapai sekitar 7,66 juta orang. Jumlah ini meningkat 7,77 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2022 sekitar 7,1 juta orang,” ungkap Adita.
Dia menambahkan, secara kumulatif juga penumpang angkutan udara menjadi yang tertinggi yaitu sekitar 2,27 juta orang. Lalu disusul angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) sekitar 1,8 juta orang, angkutan kereta api sekitar 1,45 juta orang, angkutan jalan sekitar 1,42 juta orang, dan angkutan laut 654.058 orang.
“Persentase peningkatan jumlah penumpang tertinggi terjadi pada angkutan kereta api yang meningkat 33,31 persen kemudian disusul angkutan udara 15,92 persen,” tutur Adita.