Senin 24 Apr 2023 19:52 WIB

Warga Bantu Ganjal Kendaraan di Tanjakan Saat Ada Kepadatan di Nagreg

Pengemudi itu biasanya memberi uang mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 20 ribu.

 Pengganjal ban mengganjal kendaraan pemudik yang terjebak kemacetan di tanjakan kawasan Ciburial,Jawa Barat, Rabu (15/7).
Pengganjal ban mengganjal kendaraan pemudik yang terjebak kemacetan di tanjakan kawasan Ciburial,Jawa Barat, Rabu (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sejumlah warga membantu mengganjal ban kendaraan saat adanya kepadatan di Tanjakan Ciburial, di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada H+1 Lebaran, Senin (24/4/2023). Kepadatan ini terjadi akibat arus wisata dan arus balik pada momen libur Idul Fitri 1444 Hijriah.

Bantuan itu dilakukan secara sukarela oleh warga karena beberapa kendaraan ada yang tidak kuat menanjak hingga berhenti. Kegiatan itu dilakukan terhadap kendaraan yang mengarah ke Kabupaten Garut.

Baca Juga

"Masyarakat yang melintas ke situ (arah Garut) kemungkinan banyaknya yang menuju ke tempat wisata, jadi volume kendaraan yang menuju kawasan Leles, Kadungora, ada sedikit peningkatan," kata Kanitgakkum Satlantas Polresta Bandung AKP Zazid Abdullah, Senin (24/4/2023).

Adapun sejumlah warga itu mengganjal ban kendaraan menggunakan kayu yang dibentuk sedemikian rupa hingga bisa menjadi ganjalan agar mobil tidak mundur saat berhenti di tanjakan. Fenomena ganjal ban di Nagreg itu pun sudah ada dari tahun-tahun sebelumnya.

Warga yang membantu mengganjal ban mobil itu merupakan warga dari sekitar Kampung Ciburial, Kecamatan Nagreg. Selain mobil, warga juga turut mengganjal ban terhadap bus yang membutuhkan bantuan tersebut.

Seorang pemuda yang membantu mengganjal, Arya (19 tahun), mengatakan ada sekitar 15 orang turun yang menjadi "Tim Ganjal" bila ada kepadatan di sekitar rumahnya itu. Menurutnya kegiatan itu biasa dilakukan ketika momen-momen hari besar yang menyebabkan kepadatan terjadi di Nagreg. "Kita mulai dari hari Lebaran kemarin mulai ganjel," kata Arya.

Dia mengaku menawari bantuan tersebut secara sukarela kepada pengemudi. Setelah diganjal, kata dia, pengemudi itu biasanya memberi uang mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 20 ribu.

"Tapi terkadang ada juga mobil yang langsung tancap gas (tidak memberi uang) setelah diganjal, itu biasa," katanya.

Seorang warga lainnya, Penol (40) mengatakan pada tahun ini kegiatan ganjal ban di Nagreg itu tergolong sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena menurutnya kepadatan biasanya terjadi ketika ada rekayasa lalu lintas dari arah Garut.

"Kalau sekarang sepi, nggak kaya dulu-dulu. Sekarang karena lagi ada one way aja," kata Penol.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement