REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi mengatakan, perjuangan Erick Thohir dalam isu Piala Dunia U-20 mendapat apresiasi dari publik. Burhanuddin menyampaikan, publik merasakan perjuangan Erick dalam mempertahankan status tuan rumah hingga meyakinkan FIFA tidak memberikan sanksi berat.
"Persepsi Erick melobi FIFA agar Indonesia tidak terkena sanksi, ternyata punya insentif elektoral," ujar Burhanuddin saat merilis hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia bertajuk "Isu-isu Mutakhir dan Dinamika Elektoral Pasca Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20" di Jakarta, Rabu (19/4/2023).
Dalam simulasi delapan nama calon wakil presiden (cawapres), Burhanuddin mengatakan Erick mendapatkan 11,8 persen suara responden atau berada di tiga besar di bawah Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno. Burhanuddin mengatakan, isu Piala Dunia U-20 kian melejitkan elektabilitas mantan presiden Inter Milan tersebut.
"Ada efek elektabilitas buat Erick sebagai cawapres, terkait jerih payah sebagai Ketum PSSI," ucap dia.
Pun dengan Erick, Burhanuddin menyampaikan 72,6 persen responden mengatakan Erick sudah berusaha optimal dalam memperjuangkan Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Burhanuddin mengatakan 63,5 persen responden menilai Erick berhasil meyakinkan FIFA tidak memberikan sanksi berat untuk Indonesia.
"Ini hajatan pertama Erick dan gagal, tetapi paling tidak, publik tidak menyalahkan Ketum PSSI," lanjut dia.
Burhanuddin menyampaikan, sasaran kekecewaan publik tertuju ke arah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menolak Israel, isu yang dipercaya menjadi penyebab FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia.
"Yang paling terdampak suara Ganjar yang turun. Maret, sebelum pembatalan masih lumayan, tapi setelah batal langsung drop sekitar 7-8 persen. Elektabilitas Erick naik di kalangan masyarakat yang tahu FIFA batalkan Indonesia, kalau di Ridwan Kamil dan Sandiaga tidak ada bedanya," kata Burhanuddin.
Survei nasional IPI digelar pada 8-13 April menggunakan metode wawancara telepon yang mampu menangkap dinamika opini publik. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). kepada 1.212 responden dengan margin of error diperkirakan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.