Sabtu 22 Apr 2023 06:15 WIB

Pengamat: Kurikulum Merdeka Ciptakan Perubahan Besar

Kurikulum Merdeka memunculkan perubahan besar dalam kegiatan pendidikan di sekolah

Seorang guru menyampaikan materi pelajaran saat proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budaya, kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (20/7/2022). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memastikan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka tetap berjalan sesuai rencana, yang dimulai pada tahun ajaran 2022/2023 dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Foto: ANTARA/Andi Bagasela
Seorang guru menyampaikan materi pelajaran saat proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budaya, kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (20/7/2022). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memastikan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka tetap berjalan sesuai rencana, yang dimulai pada tahun ajaran 2022/2023 dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat pendidikan dari Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Budi Santoso Wignyosukarto mengemukakan bahwa Kurikulum Merdeka telah memunculkan perubahan besar dalam kegiatan pendidikan di sekolah.

"Implementasi Kurikulum Merdeka menciptakan perubahan besar dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Satuan pendidikan diberikan kebebasan implementasi Kurikulum Merdeka yang disesuaikan dengan visi-misi, fasilitas, serta kebutuhan belajar murid," kata Budi dalam siaran pers yang dikutip di Jakarta, Rabu (19/4/2023).

Kurikulum Merdeka, ia mengatakan, memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menyusun materi pembelajaran di sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kearifan lokal di masing-masing daerah.

"Dengan relaksasi ini, gurunya jadi lebih kreatif daripada dulu, yang materinya seragam seluruh Indonesia. Mereka dapat mengambil pembahasan masalah dari hal-hal lokal, budaya lokal, kearifan lokal, dan mungkin juga bisa kerja sama dengan UMKM yang ada untuk belajar kewirausahaan," katanya.

Dengan memasukkan permasalahan di lingkungan sekitar dalam pembelajaran, ia mengatakan, para siswa diharapkan menjadi lebih senang belajar dan tertarik mempelajari dan mencintai daerahnya.

"Sekolah harus memahami apa yang dibutuhkan di daerahnya saat ini dan mendatang dalam menyusun Kurikulum Merdeka ini. Saya pernah bertemu dengan siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta mereka senang karena dapat mengembangkan kreativitas," katanya.

Namun demikian, dia mengatakan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tetap harus mengawasi satuan pendidikan dalam menyusun kurikulum operasional.

"Jangan sampai keluar dari nilai-nilai kebangsaan, kesatuan bangsa, toleransi, dan mencintai pembangunan berkelanjutan. Tetapi kurikulum inti, mata pelajaran dasar tetap harus diperhatikan," katanya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologitelah menutup pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2023-2024. Lebih dari 300.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia telah mendaftar untuk menerapkan kurikulum tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement