REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Almarhum Emmeril Kahn Mumtadz, putra sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil, resmi diwisuda sebagai sarjana teknik di Fakultas Teknik Mesin Dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB), pada Sabtu (8/4/2023). Di acara tersebut, Ridwan Kamil datang beserta keluarga untuk mewakili almarhum.
Ridwan Kamil diminta menyampaikan sambutan bagi para wisudawan. Dalam beberapa momen, Ridwan Kamil terlihat terharu dan terbata-bata saat menyampaikan sambutan karena teringat sosok Eril.
Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) banyak menyampaikan doa kepada para wisudawan agar bisa menjadi sarjana yang berguna dan memberikan manfaat pada orang banyak. Tidak hanya doa, Emil juga menyampaikan beberapa motivasi untuk para wisudawan.
"Pesan untuk wisudawan, Anda sudah lulus, Anda akan mengarungi sebuah petualangan kehidupan. Saya doakan semoga Allah selalu berikan kemudahan pada para wisudawan. Semoga selalu diberikan jalan lempeng dan tercapai semua ikhtiar," ujar Ridwan Kamil.
Dia memberikan beberapa pesan kepada para wisudawan yang juga pernah diberikan untuk almarhum Eril. "Nasihat saya ke anak cuma satu, hei Eril ingat pesan Papa, musuhmu, musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri. Hanya itu," kata dia.
Selain itu, Emil juga memberikan beberapa kalimat pengingat pada para wisudawan. Dia mengingatkan agar mereka tetap menjadi manusia yang mulia.
"Manusia paling mulia bukan manusia pintar, manusia paling mulia bukan manusia terkaya, manusia paling mulia bukan manusia paling berkuasa. Manusia paling mulia adalah yang hidupnya bermanfaat untuk masyarakat," katanya.
Tak suka pamer
Dalam kesempatan tersebut, Emil menceritakan sedikit soal sosok Eril. Dia melahirkan putra pertamanya ini pada 25 Juni saat sedang merantau di Amerika. Sosok Eril selama hidupnya tidak pernah menyusahkan orang tua dan tidak pernah pamer barang milik orang tua.
"Saat temannya naik mobil, dia bersepeda dari Pendopo Wali Kota, setiap hari bersepeda," ujarnya.
Selain itu, menurut Emil, putranya pun bahkan sempat bekerja. "Saat yang lain minta duit orang tua, dia bekerja sendiri untuk menambahi kuliahnya dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kebaikan," katanya.
Sepanjang sambutannya, Emil sesekali terlihat terbata-bata dan mencoba tegar untuk tetap menyelesaikan sambutannya. Bahkan, dia sempat berhenti sejenak karena teringat almarhum putra tercintanya. Pada akhir sambutannya, Emil menyampaikan bahwa seorang anak hanyalah titipan Allah SWT melalui rahim ibunya, dan setiap jengkal tanah ini milik Allah SWT.
"Anak saya lahir di Amerika, besar di Indonesia, dan berpulang di Eropa. Semua jengkal tanah ini milik Allah, hanya manusia yang beri judul ini sebagai negara apa, wilayah apa, pada dasarnya semua pelanet bumi milik Allah," kata Emil.