Sabtu 08 Apr 2023 20:54 WIB

Pidato di Wisuda Eril, Ridwan Kamil Sebut Almarhum tak Pernah Flexing

Eril tidak pernah menyusahkan orang tua dan tidak pernah pamer barang milik orang tua

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Almarhum Emmeril Kahn Mumtadz putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil, resmi diwisuda sebagai sarjana teknik di Fakultas Teknik Mesin Dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (8/4/2023).
Foto: Istimewa
Almarhum Emmeril Kahn Mumtadz putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil, resmi diwisuda sebagai sarjana teknik di Fakultas Teknik Mesin Dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (8/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Almarhum Emmeril Kahn Mumtadz putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil, resmi diwisuda sebagai sarjana teknik di Fakultas Teknik Mesin Dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (8/4/2023).

Ridwan Kamil hadir memberikan sambutan pada acara wisuda Eril. Ia pun, kemudian menceritakan sedikit soal sosok Eril. 

Dia melahirkan putra pertamanya ini pada 25 Juni saat sedang merantau di Amerika. Sosok Eril selama hidupnya tidak pernah menyusahkan orang tua dan tidak pernah pamer barang milik orang tua. 

"Sepanjang hidupnya, almarhum tidak, pernah menyusahkan orang tua. Sepanjang hidupnya Eril tidak pernah pamer kekayaan orang tua, saat temannya naik mobil dia bersepeda dari Pendopo Wali Kota, setiap hari bersepeda," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Selain itu, menurut Emil, putranya pun bahkan sempat bekerja. "Saat yang lain minta duit orang tua dia bekerja sendiri untuk menambahi kuliahnya dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kebaikan," katanya.

Emil mengatakan, setiap orang itu memiliki musuh terbesar dan bukan orang lain. Melainkan diri sendiri, apapun yang terjadi, keberhasilan, kegagalan merupakan hasil dari diri sendiri. 

"Setiap kita punya musuh yaitu diri kita sendiri, diri, kita yang malas, sombong, julid diri kita suka flexing suka pamer, dan diri kita masih butuh pujian manusia dan diri kita yang seseolah dunia ini selamanya," katanya. 

Sepanjang sambutannya, Emil sesekali terlihat terbata-bata dan mencoba tegar untuk tetap menyelesaikan sambutannya. Bahan, dia sempat berhenti sejenak karena teringat almarhum. Di akhir, Emil menyampaikan bahwa seorang anak hanyalah titipan melalui rahim ibunya, dan setiap jengkal tanah ini milik allah. 

"Anak saya lahir di Amerika, besar di Indonesia dan berpulang di Eropa. Semua jengkal tanah ini milik alah, hanya manusia yang beri judul ini sebagai negara apa, wilayah apa pada dasarnya semua pelanet bumi milik Allah," katanya. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement