REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, calon wakil presiden (cawapres) akan menjadi figur penentu bagi kemenangan calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Dari hasil survei IPI bertajuk 'Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik dalam Dua Surnas Terbaru', Burhanuddin menyampaikan, tiga teratas capres yakni Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto cenderung seimbang.
"Karena tidak ada yang dominan di tingkat capres, maka penting melihat siapa bakal cawapres yang mampu menutupi kelemahan elektoral tiga nama teratas, karena tidak ada yang dominan, maka cawapres akan jadi krusial," ujar Burhanuddin saat paparan survei IPI bertajuk 'Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik dalam Dua Surnas Terbaru' di Jakarta, Ahad (26/3/2023).
Burhanuddin menyampaikan, hasil survei melalui sejumlah simulasi cawapres 18 nama, sembilan nama, dan lima nama menunjukan perubahan elektabilitas. Dalam simulasi 18 nama cawapres, nama seperti M Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Salahuddin Uno, dan Erick Thohir bersaing cukup ketat.
Namun secara tren, ucap dia, dukungan terhadap cawapres tidak banyak berubah, kecuali untuk Erick yang mengalami peningkatan. "Sementara pada simulasi sembilan mama, Ridwan Kamil turunnya cukup tajam. Dukungan ke Erick Thohir menguat dan paling besar. Erick naiknya cukup tajam dari 10 persen jadi 14,5 persen. Dari empat nama yang alami kenaikan sangat positif itu Erick," ucap Burhanuddin.
Dia menyampaikan dalam simulasi tujuh nama, Sandiaga dan Ridwan Kamil terlempar dari persaingan. Praktis hanya AHY dan ET yang bersaing ketat dengan selisih hanya tiga persen. Pun dengan simulasi lima nama cawapres yang kembali menempatkan Erick di posisi teratas.
"Di antara lima nama cawapres, perubahan terutama terjadi antara RK dan ET yang menunjukkan pola terbaik. Pada saat elektabilitas RK menurutnya signifikan, kedisukaan ET justru meningkat tajam," ucap Burhanuddin.
Menurut Burhanuddin, populasi survei ialah seluruh WNI yang punya hak pilih dengan usia 17 tahun lebih atau sudah menikah. Penarikan sampel sendiri menggunakan metode multistage random sampling. Burhanuddin mengatakan survei dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni pada 9-16 Februari 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ucap Burhanuddin, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara survei kedua dilakukan kepada 800 orang pada 12-18 Maret 2023 dengan toleransi kesalahan sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. "Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih," kata Burhanuddin.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.