Jumat 24 Mar 2023 16:10 WIB

Penerus Perubahan, Jokowi Dinilai Duetkan Ganjar dan Erick

Ganjar – Erick paling mudah dianalisis lantaran sering terlihat bersama di publik.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Joko Widodo bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Walikota Solo Gibran Rakbuming Raka menghadiri car free day di Kota Solo, Ahad (7/8/2022).
Foto: Dok
Presiden Joko Widodo bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Walikota Solo Gibran Rakbuming Raka menghadiri car free day di Kota Solo, Ahad (7/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, beberapa kali muncul di publik secara bersamaan. Mereka saling menampakkan keakraban dan dinilai menunjukkan optimisme membangun negeri.

“Pak Ganjar dan Pak Erick ini dalam setengah tahun terakhir sering bersama dan juga didampingi oleh Presiden Jokowi. Nah, Pak Jokowi ini sebagai apa, sebagai atasan dari Pak Ganjar dan Pak Erick terus juga Mak Comblang Ganjar – Erick,” tutur Pengamat Politik M Qodari dalam keterangannya pada Jumat (24/3/2023).

Baca Juga

Seperti halnya ketika nama Ganjar – Erick muncul diusulkan oleh PAN dalam Rakornas 2023, Presiden Jokowi hadir menyaksikan hal itu didampingi oleh kepala daerah Jawa Tengah dan menteri tersebut. Qodari menjelaskan duet kemunculan Ganjar – Erick paling mudah dianalisis karena sering terlihat bersama di ruang publik. 

Apalagi, pasangan ini tampak telah mendapatkan restu dari Presiden Jokowi untuk diduetkan pada kontestasi demokrasi mendatang. Di samping itu, keduanya memiliki aspek-aspek yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya, meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi. 

Pasangan Ganjar – Erick sudah diketahui oleh masyarakat umum sebagai duet yang akan mengusung keberlanjutan program pembangunan. Sehingga tidak heran jika Presiden Jokowi berusaha menjodohkan keduanya untuk kepentingan keberlanjutan pembangunan dan program – program pemerintahan.

“Ganjar – Erick ini memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden Jokowi dan erat kaitannya dengan kubu keberlanjutan,” ujar Qodari.

Maka dari itu, diperkirakan duet Ganjar – Erick diperkirakan akan terwujud dalam Pilpres 2024 mendatang. Apalagi seiring waktu mendekati pilpres keduanya semakin sering terlihat bersama.

Dalam hasil survei keduanya juga memiliki elektabilitas mumpuni di masing-masing kategori. Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi sebagai capres di dalam hasil survei terbaru Indo Barometer di angka 36,1 persen. Sedangkan Erick memiliki elektabilitas tertinggi di kategori cawapres di angka 22,9 persen. 

“Ganjar – Erick ini semakin sering terlihat bersama dan saya pikir makin cocok chemistry antara keduanya,” kata Qodari.

Elektabilitas tertinggi

Sebelumnya, Koordinator Bidang Politik dan Demokrasi Penggerak Milenial Indonesia (PMI), Nurul Hamim, menilai elektabilitas dan popularitas Erick Thohir sebagai Calon Presiden (Capres) paling kuat dan sangat relevan dengan keinginan masyarakat di akar rumput. 

Menurut Nurul, kedekatan dan kepedulian Erick Thohir terhadap rakyat kecil itulah yang membuat elektabilitas dan popularitas Erick tak tertandingi di antara nama nama tokoh lainnya. 

"Relevan dengan akar rumputlah. Itu juga yang diinginkan masyarakat. Mendukung Pak Erick jadi wapres," ujar Nurul, Rabu (22/3/2023).

Selain masyarakat kecil kelas UMKM, Nurul menilai bahwa dukungan Erick muncul dari kalangan generasi muda. Menurut Nurul, suara generasi muda hari ini ada pada diri Erick, karena hanya Erick yang mampu mengerti kondisi dan keinginan anak muda hari ini.

"Hanya Pak Erick yang mampu mengerti kondisi psikologis anak muda. Makanya banyak anak muda yang ingin Pak Erick mimpin negeri ini," katanya.

Faktor penting terakhir, menurut Nurul adalah melalui kinerja Erick Thohir yang mampu menghipnotis jutaan masyarakat Indonesia. Banyak hal yang sudah dilakukan oleh Erick untuk mengangkat derajat pelaku UMKM, kesejahteraan petani, dan pengembangan skill anak muda. Hal itulah yang membuat nama Erick menempati posisi paling kuat di berbagai lembaga survei.

"Kinerja adalah faktor utama. Masyarakat kita sudah cerdas. Tak suka dengan yang pencitraan. Mereka lebih suka yang real. Kerja nyata untuk Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement