REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menggelar pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (21/3/2023). Usai pertemuan tertutup antara Yusril dan Airlangga yang ditemani sejumlah elite partai kedua pihak, Yusril mengingat kembali kerja sama yang selalu dilakukan dirinya dengan Partai Golkar.
Yusril mengaku, sejak Pemilu 1999, PBB selalu menjalin kerja sama dengan Partai Golkar. “Itu pengalaman kami sejak 1999, sampai sekarang PBB dengan Golkar tidak pernah tidak bekerja sama, itu selalu sejak 1999 di kabinetnya Pak Abdurrahman Wahid tahun 1999 sesudah awal reformasi kita masih sama-sama,” tutur Yusril usai menggelar pertemuan dengan Airlangga, dalam keterangan, Selasa (21/3/2023).
Ketum PBB menegaskan, bahkan dirinya selalu memiliki hubungan personal yang baik dengan seluruh ketua umum DPP Partai Golkar. Menurut Yusril, PBB tidak bekerja sama dengan Golkar hanya di periode setelah pemilu belakangan ini. Sebab, PBB tidak menjadi bagian dari kabinet pemerintahan.
Yusril juga menegaskan, partainya terbuka untuk berkoalisi dan bekerja sama dengan partai manapun di Pemilu 2024 mendatang. Ia mengaku, sampai saat ini koalisi pilpres masih sangat cair. Yusril mengakui membahas kemungkinan koalisi dengan Airlangga di pilpres mendatang.
“Koalisi pilpres itu masih cair, sebenarnya kami juga diskusikan dengan Pak Margiono (Plt Ketum PPP), Muhaimin Iskandar (Ketum PKB), sama pendiriannya, masih cair, dan masih menunggu perkembangan,” ujarnya.
Yusril mengaku PBB seperti partai Golkar yang terbuka untuk menjalin kerja sama dengan partai manapun. “Bisa kerja sama dengan partai mana saja kecuali PKI. Saya kira sekarang PKI sudah tidak ada, jadi saya kira PBB terbuka buat kerja sama dengan siapa saja, dengan PDIP, Golkar, apalagi dengan partai Islam, itu selalu sama,” tegasnya.
Sementara, Ketum Golkar Airlangga mengakui ada kecocokan antara Golkar dan PBB. Ia menegaskan, partai berlambang pohon beringin terbuka untuk bekerja dengan partai manapun untuk membuat Indonesia sebagai bangsa yang besar dan maju serta menyejahterakan masyarakat.
“Tentu yang datang berarti cocok, yang tidak datang ya tidak cocok. Ya gitu. Jadi partai Golkar adalah partai terbuka, apalagi tadi tidak ada ketua umum partai Golkar yang tidak kenal Pak Yusril,” tutur Airlangga.
Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menyebut, kecocokan antara Golkar dan PBB untuk Pemilu 2024 adalah ingin politik kedepan tidak ada rintangan. Baik Golkar dan PBB ingin Pemilu 2024 berjalan mulus dan lurus ke depan.
“Apalagi politiknya, politik jalan lurus, shiratal mustaqim, jadi kita cocok. Kita berharap politik 2024 adalah politik jalan lurus bukan jalan yang berkelok-kelok,” tegas Airlangga.