Selasa 21 Mar 2023 18:00 WIB

Kendaraan Listrik Merupakan Industri Masa Depan

Pemerintah harus memaksimalkan pengembangan industri mobil listrik

Ilustrasi industri mobil listrik.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Ilustrasi industri mobil listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengungkapkan industri kendaraan berbasis energi listrik merupakan industri masa depan.

"Ini adalah industri masa depan," ujar Herman dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/3/2023).

Baca Juga

Dalam rangka mendukung transisi energi menuju pemanfaatan yang maksimal pada energi terbarukan, para pemangku kepentingan terus berupaya meletakkan pondasi.

Herman mengatakan, Indonesia ke depan harus meletakkan pondasi terhadap kebutuhan berbagai energinya, yang berbasiskan energi baru terbarukan. Meskipun demikian dirinya berharap peralihan ini tidak hanya pada kendaraan saja tapi juga alat rumah tangga.

"Peralihan ini bukan hanya pada alat transportasi tapi juga alat rumah tangga, dari gas liquefied petroleum gas (LPG) ke kompor induksi," katanya.

Dari sisi pemanfaatan energi, dunia masih sangat tergantung terhadap energi tak terbarukan alias energi fosil. Masifnya penggunaan energi fosil membuat bumi diracuni polusi, lingkungan rusak akibat limbah yang dihasilkan, dan emisi gas rumah kaca meningkat. Oleh karena itu, pengembangan energi terbarukan sangat penting untuk ditingkatkan dan terus digaungkan akhir-akhir ini.

Ada banyak alasan mengapa energi terbarukan harus dikembangkan dan dimanfaatkan secara luas. Alasannya adalah ketersediaannya yang melimpah, tidak menghasilkan polusi serta emisi karbon, dan membuat masyarakat mandiri dalam mengupayakan energi sendiri.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan sejumlah manfaat terkait dengan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), salah satunya memacu pemanfaatan energi bersih.Ia menyatakan dengan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang terus meningkat dan juga penjualan sepeda motor yang bisa mencapai 4-5 juta unit per tahun, maka program kendaraan listrik dapat menghemat biaya BBM.

Oleh karena itu, kata dia, salah satu upayanya ialah dengan mengonversi kendaraan berbasis BBM ke listrik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement