REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan milenial diajak untuk pandai mengatur keuangan sehingga bisa menunaikan ibadah haji di kala muda. Mereka juga diimbau peduli terhadap kondisi lingkungan hidup yang kini terancam pemanasan global.
Ajakan itu disampaikan anggota Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Harry Alexander. Ia menyampaikan hal itu saat memberikan kuliah umum dan literasi seputar Pengelolaan Keuangan Haji pada acara Wisuda Santri Program Short Course Angkatan Ketiga di Pesantren Ekologi Al Mizan Wanajaya di Kasokandel, Majalengka, Jawa Barat.
"BPKH mendorong para milenial untuk mengatur keuangan untuk menjadi haji muda yang peduli terhadap lingkungan dan pemanasan global, melalui pesantren ekologi serta peningkatan pemahaman keislaman yang moderat dan sustainability," ujar dia, dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (20/3/2023).
Kalangan milenial, katanya menambahkan, harus peduli dan menjaga lingkungan dengan cara memanfaatkan lingkungan secara berkelanjutan dalam mewujudkan kemandirian pesantren. Caranya bisa dengan menerapkan green building pesantren dan penggunaan pembangkit listrik tenaga solar dengan potensi power purchase agreement secara kolektif dengan PLN.
"Serta potensi forest carbon offset (carbon pool trading) sebagai alternative generating income untuk kemandirian pesantren," ujar Harry mencontohkan.
Kuliah umum itu dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan yakni fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (Forest Carbon Partnership Facility atau FCPF). Acara ini merupakan buah kerja sama dan sinergi antara Pesantren Ekologi Al Mizan, Bank Indonesia, BNPB, dan BPKH.