REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komoditas kelapa sawit memainkan peran strategis di Kalimantan Selatan dan menjadi sumber devisa terbesar kedua setelah sektor tambang. Data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel menyebutkan luas lahan perkebunan di Kalsel mencapai 427.616 hektare, sedangkan perkebunan rakyat mecapai 107.582 hektare.
Selain itu, kelapa sawit berperan dalam meningkatkan kesejahteraan petani pekebun di Kalsel. "Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan," kata Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Husnul Khotimah, mewakili Gubernur Kalsel dalam Workshop Petani Sawit Milenial di Banjarbaru, Kalsel.
Di Kalsel terdapat 46 pabrik kelapa sawit dengan produksi CPO mencapai 1,1 juta ton per tahun. Adapun pabrik hilir berupa pabrik minyak goreng dengan kapasitas 5.750 ton per hari dan dua pabrik biodiesel dengan produksi 1.500 ton per hari.
Ketua DPD I Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir), Kalsel, Jayadi, mengatakan petani sawit di daerahnya menghadapi permasalahan regenerasi. Ia berharap hal ini bisa segera diatasi mengingat sawit memainkan peran penting di Kalsel.
"Ke depan program-program penguatan kelembagaan petani sawit sangat penting dalam rangka mendukung sawit berkelanjutan," katanya.
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah Koperasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Helmi Muhansyah, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya BPDPKS untuk mengembangkan kemitraan. BPDPKS merupakan salah satu Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan yang juga mempunyai tugas untuk menjalankan kebijakan pemerintah dalam program pengembangan sawit berkelanjutan.
Termasuk kegiatan promosi yang dilakukan kegiatan workshop untuk memberikan persepsi positif terhadap kelapa sawit dalam rangka menghadapi kampanye negatif terhadap sawit. "Sawit merupakan anugerah terindah untuk bumi Indonesia yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat tidak bisa lepas dari sawit sehingga 24 jam bersama sawit," kata Helmi.