REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - KBRI Ankara menyatakan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban bencana banjir besar yang melanda wilayah tenggara Turki, akibat hujan deras selama dua hari terakhir.
Berdasarkan data KBRI, terdapat 12 WNI korban gempa yang masih tinggal di wilayah terdampak banjir tersebut.
"KBRI telah melakukan komunikasi dengan 12 WNI yang masih tinggal di Sanliurfa, Adyaman, dan Dyarbakir. Semuanya dalam kondisi selamat," ujar pejabat senior Fungsi Kekonsuleran KBRI Ankara Rahmawati dalam keterangan tertulis, Jumat (17/3/2023).
Daerah paling terdampak akibat banjir tersebut adalah provinsi Sanliurfa dan Adyaman. Sebagian Provinsi Dyarbakir juga terdampak banjir seluas 25 kilometer persegi tersebut.
Ketiga provinsi tersebut termasuk dari 10 provinsi yang terdampak langsung oleh gempa bermagnitudo 7,8 yang terjadi pada 6 Februari 2023.
Otoritas kebencanaan Turki (AFAD) menyebutkan bahwa 15 orang meninggal dunia akibat banjir.
Banjir yang di beberapa bagian mencapai lebih dari 2 meter tersebut juga melanda kampung-kampung tenda korban gempa dan sejumlah rumah sakit.
Sejak 13 Maret 2023, AFAD telah memberikan peringatan mengenai kemungkinan cuaca buruk di sejumlah provinsi di tenggara Turki.
Para periode 14-20 Maret 2023, KBRI Ankara terus memantau perkembangan situasi dan melakukan komunikasi dengan WNI di wilayah-wilayah yang diperkirakan akan mengalami cuaca buruk tersebut.