REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk (Mitratel), berkomitmen untuk ikut ambil bagian dalam mendukung infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Penyiapan infrastruktur tersebut akan selaras dengan tema green city yang diusung IKN.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menuturkan tower telekomunikasi yang akan dibangun di IKN akan dibangun dengan desain dan material yang berbeda dengan tower-tower yang saat ini dioperasikan oleh anak perusahaan PT Telkom Tbk ini. "Material tower nya tidak dominan unsur besi tapi ada karbonnya," ujar pria yang akrab disapa Teddy ini kepada wartawan di sela-sela acara Media Gathering di Nusa Dua, Bali, Kamis (16/3/2023).
Sementara Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel Pratignyo Arif Budiman menuturkan, dalam mendukung infrastruktur telekomunikasi di IKN, Mitratel terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua stakeholder. Pihaknya, sambung Pratignyo, menyiapkan beberapa alternatif tower yang mengusung konsep go green.
"Tower yang akan dibangun di IKN tidak seperti yang sudah ada sekarang. Desainnya mengakomodir budaya lokal dan ketinggiannya juga akan diatur sesuai dengan kebutuhan di IKN," paparnya.
Mitratel, ungkap Pratignyo, menyiapkan tiga alternatif tinggi tower telekomunikasi yang akan dibangun di wilayah IKN, yakni ketinggian 15 meter, 25 meter dan di atas 30 meter. "Jadi begitu dibutuhkan kita sudah siap semua. Kebutuhan tower di IKN kami akan konsolidasi dengan operator telekomunikasi," ujarnya.
Menurut Pratignyo, pihaknya belum memiliki angka pasti berapa kebutuhan tower telekomunikasi di IKN Nusantara. Namun, untuk saat ini kebutuhan tower dari pintu keluar Jalan Tol Lingkar Sepaku menuju pusat kota IKN Nusantara mencapai 11 tower BTS.
"Kebutuhan tower ini dinamis, sejalan dengan pertumbuhan trafik operator telekomunikasi," ucapnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Mitratel Ian Sigit Kurniawan menambahkan, untuk tahun ini perseroan tidak mengalokasikan anggaran khusus untuk proyek IKN. Namun dari total belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan pada 2023 sebesar Rp 7 triliun, sekitar Rp 2,8 triliun dialokasikan untuk investasi organik untuk pembangun tower baru dan fiber baru.
Sementara sisanya untuk investasi organik, seperti akuisisi tower dan fiber. "Jadi kalau nanti IKN butuh segera dibangun tower ya kita akan gunakan pos anggaran organik Rp 2,8 triliun," ujarnya.
Sebagai gambaran, untuk membangun satu buah tower BTS dibutuhkan investasi sebesar Rp 1 miliar. "Kalau bangun tower itu dalam waktu 120 hari sudah jadi. Jadi begitu marketnya sudah, dananya sudah siap, dan tinggal kita bangun," tuturnya.