REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menurunkan tim tanggap darurat (emergency response team) untuk membantu memenuhi kebutuhan awal warga yang terdampak peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara. Selain membantu upaya evakuasi di hari pertama, tim tanggap darurat Pelindo Peduli juga mendistribusikan bantuan darurat berupa makanan, obat-obatan, selimut, terpal dan berbagai kebutuhan warga terdampak, yang sebagian besar sudah berada di posko pengungsian.
“Peristiwa kebakaran besar itu terjadi di lokasi yang berdekatan dengan wilayah operasi Pelindo. Banyak warga masyarakat yang terdampak, dan kami berkepentingan membantu warga di situasi darurat seperti ini,” kata Group Head Sekretariat Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Ali Mulyono, di Jakarta, Ahad (5/3/2023).
Ali menjelaskan, sejak awal insiden kebakaran besar di Plumpang terjadi, pihaknya ikut memonitor. Begitu mengetahui bahwa insiden tersebut menimbulkan dampak besar bagi warga, pihaknya berinisiatif mengaktivasi tim tanggap darurat Pelindo Peduli, yang terdiri dari staf kantor pusat, subholding serta anak perusahaan. Dalam melakukan kegiatannya, tim tanggap darurat Pelindo berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk dengan BNPB DKI Jakarta.
“Tim tanggap darurat Pelindo Grup sejak Sabtu sore mendistribusikan logistik untuk warga yang mengungsi di beberapa titik pengungsian. Bantuan logistik diserahkan kepada Ketua Posko di dua titik, yaitu Posko RPTRA Rasela dan Posko PMI Jakarta Utara,” katanya.
Hingga Sabtu sore, lebih dari seribu jiwa mengungsi akibat kebakaran di Depo Pertamina Plumpang. Warga yang terdampak mengungsi di beberapa titik yang tersebar di kawasan Koja, Jakarta Utara.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. Selain itu terdapat 51 korban luka, yang sebagiannya menjalani perawatan di rumah sakit.
Ali Mulyono menambahkan, bantuan tanggap darurat yang didistribusikan itu bisa memenuhi kebutuhan logistik warga di kedua posko pengungsi untuk lima hari ke depan.