Sabtu 04 Mar 2023 11:02 WIB

RPL Pascasarjana Diharapkan Dorong Kemajuan Desa

Kiprah mahasiswa RPL Desa telah ditunggu oleh desa.

Rep: Antara/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar berharap Program RPL jenjang Pascasarjana dapat mendorong kemajuan desa lebih signifikan ke depan.
Foto: istimewa
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar berharap Program RPL jenjang Pascasarjana dapat mendorong kemajuan desa lebih signifikan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa dinilai berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pegiat desa. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar pun meluncurkan Program RPL jenjang Pascasarjana dengan harapan dapat mendorong kemajuan desa lebih signifikan ke depan.

"Kami menilai RPL Desa ini berhasil memberikan dampak cepat terhadap peningkatan kemampuan akademis dan kapabilitas sosial para pegiat desa. Mereka yang mengikuti program ini juga berkontribusi nyata terhadap proses percepatan pembangunan desa," kata Mendes Halim dalam kuliah umum peringatan RPL Desa yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (3/3).

Baca Juga

 

Mendes PDTT dalam kesempatan tersebut juga meresmikan peluncuran program RPL Desa Pascasarjana. Dalam pelaksanaan program itu, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Blora menjadi pihak yang memberikan beasiswa RPL Desa. Sementara perguruan tinggi yang terlibat dalam RPL Desa Pascasarjana adalah Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Brawijaya (UB). Bojonegoro adalah kabupaten pertama yang menyambut baik program RPL Desa pada 2022. 

Sementara program RPL Desa telah berjalan selama dua semester di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Saat ini ada 997 pegiat desa yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa dan aktivis desa yang mengikuti Program RPL. Semula ada 1.067 pegiat desa yang lolos seleksi. 

Namun dalam perjalanan, ada di antara mereka yang mengundurkan diri, meninggal dunia, dan sebab lain hingga tersisa 997 orang. Mereka telah mengikuti dua semester pembelajaran dan bersiap menyelesaikan tugas akhir. "Dari laporan yang saya terima kontribusi peserta RPL dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pembangunan desa cukup signifikan," katanya.

Mendes Halim melanjutkan, Kemendes PDTT berkomitmen membantu, menyediakan data, hingga memberikan pendampingan. Langkah itu dilakukan untuk mendorong mahasiswa RPL Desa lulus tepat waktu, cepat kembali mengaplikasikan pengetahuan teoritik yang didapat di kampus demi terjadinya kebangkitan ekonomi warga, peningkatan kualitas layanan di desa, modernisasi, dan digitalisasi manajemen BUM Desa untuk kemajuan desa.

 

Dalam peringatan RPL Desa yang diselenggarakan di Bojonegoro, Jawa Timur itu, Mendes PDTT menambahkan, kiprah mahasiswa RPL Desa telah ditunggu oleh desa untuk memberikan manfaat dalam pembangunan. "Segeralah lulus, warga desa menunggu kiprahmu," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement