REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Digitalisasi adalah jalan pintas bagi bank syariah untuk bisa bersaing di pasaran. Tidak semua punya kapasitas besar dalam menggelontorkan dana, tapi dasar dari digitalisasi bank syariah bukan hanya itu.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi menyampaikan saat ini perbankan syariah perlahan hijrah ke transaksi digital untuk beberapa transaksi sederhana. Namun, tetap saja ada beberapa transaksi kompleks yang harus tetap diselesaikan di kantor cabang.
"Jadi belajar dari history 18 juta customer, yang geser ke mobile baru lima juta. Dari lima juta yang aktif 50 persen. Jadi, behaviour perlu dipahami, kalau semua (cabang) physical tutup nggak mudah, ada layanan online onboarding sudah bisa mobile, tapi adopsi belum optimal," katanya.
BSI terus berusaha meliterasi terkait digital syariah dalam kapasitasnya, menyesuaikan juga dengan kebutuhan. Menurut dia, pada kenyataannya mengedukasi masyarakat agar dapat hijrah ke perbankan digital bukan perkara yang mudah.
Kolaborasi adalah salah satu pilihan untuk memperluas jangkauan. Pada pertengahan Februari BSI menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengenai Peningkatan dan Pengembangan Literasi Keuangan dan Perbankan Syariah Melalui Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
BSI dan Kemendikbud Ristek sepakat untuk meningkatkan literasi perbankan syariah di lingkungan kementerian. Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyampaikan ini menjadi langkah konsisten dalam mengembangkan halal ekosistem di Indonesia, salah satunya sektor pendidikan.
“Kami percaya bahwa ini salah satu cara mendorong lahirnya generasi yang bermartabat dan berpendidikan tinggi," katanya.
Per Desember 2022, jumlah sekolah yang telah bekerja sama dengan BSI mencapai lebih dari 100 ribu sekolah. Dari sisi perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 261,49 triliun yang didominasi oleh tabungan wadiah mencapai Rp 44,21 triliun.
Sementara itu, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN Syariah masih mengoptimalkan layanan induk dalam digitalisasi. Transformasi yang dilakukan BTN fokus pada sektor pembiayaan perumahan.
Pada BTN Virtual Expo 2022 yang digelar tahun lalu, BTN memperkenalkan konsep metaverse, BTN Digital Mortgage Ecosystem. Direktur IT & Digital BTN Andi Nirwoto mengatakan BTN menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling.
"Kami senantiasa berinovasi agar nasabah tidak hanya mudah mencari properti dan mengajukan pinjaman, tapi juga memenuhi kebutuhan sehari-hari perawatan dan kebersihan hunian," ujarnya.
BTN juga menghadirkan layanan Profesional Listing dan Home Service pada aplikasi btnproperti dan SMART Residence. Melalui layanan Profesional Listing, nasabah dapat mengakses layanan perbaikan, perawatan, serta renovasi hunian dari berbagai penawaran jasa yang ada.
“Nasabah dapat memilih dan melakukan komparasi harga dan layanan terbaik. Layanan ini juga dilengkapi jasa desain arsitektur untuk mempercantik bangunan huniannya," ucapnya.
Andi optimistis cakupan ekosistem digital akan bertumbuh menjadi One Stop Shop Housing Ecosystem. Kolaborasi juga dilakukan BTN dengan berbagai mitra demi melengkapi ekosistem agar bisa terus berkembang dengan maksimal.
Salah satu kunci penting digitalisasi bank syariah juga mengenali target pasar.
Seperti konsep Metaverse yang dilakukan di BTN Virtual Expo 2022 karena menyasar pengunjung milenial yang mencari rumah idamannya secara digital. Melalui konsep Metaverse, interaksi antara pengunjung dan developer semakin mudah terjalin.
Para pengunjung dapat memilih dan melakukan kustomisasi avatar dan merasakan seolah berada dalam ruangan expo secara digital. Nasabah disuguhkan dengan fitur 4D Tour Services untuk melihat fisik rumah secara real dan online.
Fokus bisnis dan pasar ini menjadi penting mengingat permintaan terhadap produk syariah semakin banyak. Laba BTN Syariah yang melesat hingga 80,12 persen salah satunya dikontribusi peningkatan minat KPR Syariah.
Direktur Utama Haru Koesmahargyo mengatakan laba BTN Syariah sebesar Rp 333,58 miliar sepanjang 2022. Pembiayaan syariah selama 2022 tumbuh sebesar 14,79 persen menjadi Rp 33,62 triliun.
"Kenaikan laba bersih UUS Bank BTN ini ditopang oleh peningkatan pembiayaan syariah dan perbaikan kualitas pembiayaan," katanya.