Rabu 01 Mar 2023 20:59 WIB

PLN Apresiasi Dukungan FFI Terkait Net Zero Emission 2060

PT FFI mendukung pelestarian bumi lewat Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN.

General Manager Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya PT PLN (Persero), Doddy B Pangaribuan.
Foto: Dok pribadi
General Manager Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya PT PLN (Persero), Doddy B Pangaribuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu masalah lingkungan di Indonesia adalah polusi udara, kemacetan lalu lintas, dan pengelolaan limbah. PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mengukuhkan komitmennya dalam upaya penerapan inisiatif ramah lingkungan dalam rantai produksi melalui pembelian Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

General Manager Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya PT PLN (Persero), Doddy B Pangaribuan, mengatakan, bangga dengan komitmen FFI untuk mendapatkan REC. Dia pun mengajak semua pihak untuk bersama mendukung komitmen pemerintah mencapai net zero emission pada 2026.

"Upaya untuk mencapai hal tersebut tidak dapat kita lakukan sendiri. FFI adalah pelanggan terbesar dari 57 pelanggan yang sudah terdaftar sebagai pembeli REC di Jakarta saja, dengan kontrak 4.600 unit REC per bulan. Tentu saja PLN berkewajiban untuk memasok tidak hanya listrik yang ramah lingkungan tetapi juga memiliki ketersediaan dan keandalan yang tinggi," kata Doddy dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (1/3/2023).

REC adalah instrumen yang merepresentasikan atribut terbarukan dari setiap MWh listrik yang diproduksi oleh pembangkit listrik terbarukan. Satu unit REC merepresentasikan satu MWh. Penjualan REC akan mendorong pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia.

Menurut catatan PLN, energi yang berasal dari sumber terbarukan akan mendukung pencapaian bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 dan mendukung target elektrifikasi 100 persen. Transisi ke energi terbarukan juga akan otomatis mengurangi emisi gas rumah kaca.

President Director PT FFI, Berend Van Wel, mengatakan, komitmen perseroan sejalan dengan pemerintah untuk beralih dari bahan bakar fosil dan mencapai net zero emisi karbon pada 2060. Menurut dia, REC merupakan instrumen yang merepresentasikan komitmen FFI untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan dalam fasilitas perusahaan.

"FFI tidak hanya memiliki visi mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat dan kuat melalui produk-produk susu kaya protein hewani, tapi juga beroperasi selaras dengan alam dengan tujuan melestarikan bumi untuk generasi kini dan nanti. Melalui langkah ini kami ingin mendukung pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama membangun industri berkelanjutan di Indonesia," ujar Berend dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (1/3/20223).

Pemerintah memasang target net zero emission maksimal pada 2060 dengan beralih dari bahan bakar fosil. Untuk itu, secara bertahap pemerintah melakukan phasing out pembangkit listrik batu bara, dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Sebanyak 635 Gigawatt (GW) dari 1.885 TWh kebutuhan listrik di tahun 2060 sepenuhnya akan dipasok melalui pembangkit listrik EBT.

"Dengan visi sustainability 2050, kami berambisi mencapai zero emisi CO2 dan zero waste melalui circular plant, pengurangan konsumsi energi dan air sampai 50 persen dan mengoperasikan pabrik yang 100 persen ramah lingkungan," ucap Berend.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement