Senin 13 Feb 2023 14:33 WIB

Erick Thohir Tegaskan Investasi Sektor Energi Baru dan Terbarukan Harus Terjadi di BUMN

Erick Thohir minta PLN sebagai BUMN bisa berinvestasi dalam sektor EBT.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nora Azizah
Petugas PLN memperbaiki tiang dan kabel listrik.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas PLN memperbaiki tiang dan kabel listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan investasi sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di BUMN harus terjadi. Untuk itu, Erick meminta BUMN sektor energi seperti PLN harus memiliki kondisi yang sehat agar dapat optimal dalam berinvestasi di sektor EBT.

"Efisiensi yang ada di PLN itu bagaimana calex yang kita tekan targetnya 50 persen mencapai 40 persen, jadi itu ada perbaikan penurunan utang sampai Rp 96 triliun, jadi sekarang tinggal Rp 44 triliun," ujar Erick saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (13/2/2023).

Baca Juga

Erick menilai BUMN harus mampu adaptif dengan perkembangan zaman, salah satunya tentang penggunaan baterai untuk kebutuhan rumah tangga. Dalam riset tersebut, Erick sampaikan, rumah tangga ke depan tidak lagi memerlukan suplai listrik karena sudah baterai  1.000 watt yang mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Erick mengatakan, perubahan energi menjadi sesuatu yang akan signifikan. Untuk itu, Erick meminta PLN dan Pertamina untuk terus melakukan efisiensi dan inovasi terhadap perkembangan zaman. Erick mengapresiasi langkah penghematan yang dilakukan Pertamina hingga 2,4 miliar dolar AS. 

"Dari matahari dimasukkan ke baterai 1.000 watt. Penemuan ini belum terjadi, sedang proses dan saya yakin terjadi karena ini prosesnya mirip seperti baterai listrik, ditaruh di rumah, kalau mati lampu, dulu kita hidupkan genset, sekarang kita hidupkan baterainya," kata Erick.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement