REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus mendukung program inisiasi Kementerian BUMN yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat salah satunya yaitu PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang difokuskan untuk kalangan perempuan pelaku usaha tidak terkecuali istri dari pekerja BUMN.
Akhir pekan lalu, Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga dalam kegiatan BUMN bersama keluarga Pekerja di Banyuwangi yang dihadiri lebih dari 350 keluarga pekerja PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Perkebunan Nusantara XII, Pelindo dan Angkasa Pura II.
Dalam kegiatan tersebut, anggota keluarga pekerja dari ASDP turut hadir sekitar 80 orang, yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sinergi sosialiasasi program PNM Mekaar. “Ibu - Ibu yang mau usaha atau mau mengembangkan usahanya bisa dapat pinjaman modal Rp 1 juta - Rp 4 juta tanpa agunan dari program mekaar” ungkap Arya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (12/2/2023).
Hingga saat ini Program PNM Mekaar telah membiayai lebih dari 150.000 ibu - ibu di Banyuwangi, hal ini mendorong peningkatan jumlah perempuan mandiri di Indonesia. “Itu seperti membuka lapangan pekerjaan baru untuk ibu-ibu, bisa usaha bikin kue, buka warung kelontong dan usaha lainnya. Sekarang ibu - ibu bisa mandiri, bantu suami” tambah Arya.
PNM Mekaar menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia karena yang level terbawah diberikan pembiayaan untuk menjalankan atau memulai usaha. Program ini tidak memerlukan jaminan seperti layanan permodalan lainnya dan untuk modal yang diberikan menggunakan sistem tanggung renteng.
Fokus bisnis berkelanjutan
ASDP sejak lama berkomitmen untuk serius dan focus menjalankan bisnis berkelanjutan melalui pengelolaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dari sebelumnya bertumpu pada 3P: people, planet, profit dan hanya bersifat filantropi, kini bertumpu pada 5P: People, Planet, Prosperity, Peace dan Partnership yang menjadi bagian dari strategi operasional perusahaan.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan, ASDP mengubah haluan tersebut bukan semata memberikan kemanfaatan yang lebih besar kepada masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, tetapi juga untuk kemajuan perusahaan. “ASDP kini mengubah strategi CSR untuk fokus pada program SDGs dengan prioritas program pendidikan, lingkungan, pemberdayaan UMKM dan kesehatan karena kami merasa dengan filantropi saja tidak cukup," ujar Shelvy.
Perusahaan yang memanfaatkan program dengam berorientasi pada 5P akan meningkatkan value perusahaan, sehingga keberlanjutan bisnis perusahaan bisa tercapai.
Pada sisi profit, ASDP juga mengarahkan program TJSL yang sejalan dengan operasional perusahaan. Lalu, pada sisi people, dilakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi operasional perusahaan. Di antaranya, pemberdayaan perempuan pesisir lewat program Pelatihan Menjahit (di Merak), pemberdayaan masyarakat melalui seni (Labuan Bajo), dan beasiswa tingkat sarjana di Universitas Teknologi Sumbawa untuk anak-anak sekitar pelabuhan.
Adapun pada sisi planet, secara khusus 35 persen kegiatan TJSL ditujukan sebagai program pelestarian lingkungan, khususnya laut dan pantai. “Secara khusus kami memasukkan aspek lingkungan dalam misi perusahaan kami, dan itu yang menggambarkan betapa lingkungan menjadi hal yang penting bagi kami,” ujar Shelvy.