Kamis 09 Feb 2023 23:27 WIB

Menkes Minta Para Ayah Berhenti Beli Rokok untuk Cegah Stunting

Uang untuk membeli rokok lebih baik dialokasikan untuk membeli protein hewani

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rokok (ilustrasi). Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin meminta para ayah yang memiliki balita di bawah dua tahun untuk berhenti membeli rokok guna mencegah stunting. Uang untuk membeli rokok lebih baik dialokasikan untuk membeli protein hewani yang sangat mudah dicari seperti telur bagi asupan gizi anak.
Foto: www.pixabay.com
Rokok (ilustrasi). Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin meminta para ayah yang memiliki balita di bawah dua tahun untuk berhenti membeli rokok guna mencegah stunting. Uang untuk membeli rokok lebih baik dialokasikan untuk membeli protein hewani yang sangat mudah dicari seperti telur bagi asupan gizi anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin meminta para ayah yang memiliki balita di bawah dua tahun untuk berhenti membeli rokok guna mencegah stunting. Uang untuk membeli rokok lebih baik dialokasikan untuk membeli protein hewani yang sangat mudah dicari seperti telur bagi asupan gizi anak.

Menurut hasil riset yang pernah dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dana yang dihabiskan untuk membeli rokok pada satu keluarga lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan untuk membeli telur. Sedangkan banyak balita kekurangan telur sementara keluarga atau sanga ayah yang merokok itu.

"Oleh karenanya, saya mengajak ibu-ibu jika punya suami merokok, ingatkan ke bapaknya, apalagi yang punya balita di bawah dua tahun. Kita kan nggak mau anaknya stunting, stunting itu kan intelektualitasnya lebih rendah dan kepintarannya turun," kata Menkes Budi dalam talk show bertajuk "Protein Hewani Cegah Stunting: Isi Piringku, Alihkan Belanja Rokokmu!" pada Kamis (9/2/2023).

Penyebab stunting di banyak daerah adalah kurangnya asupan susu dan telur. Padahal, menurut Budi, telur adalah salah satu jenis protein hewani yang sangat mudah dicari. Budi mengatakan, harga rata-rata telur sekitar Rp 25 ribu isi 16 butir, sedangkan rokok berharga lebih mahal.

"Yang ingin saya sampaikan adalah telur itu harganya cuma Rp 25 ribu dapat 16. Kalau bapak-bapak merokok, itu uangnya dengan Rp 25 ribu dapat berapa batang," kata dia.

"Berhentilah merokok. Uangnya dipake buat beli telur, telurnya nanti diberikan ke bayinya supaya tidak stunting dan bisa menjadi anak yang pintar nantinya sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju," ucapnya.

Budi juga mengimbau ibu-ibu untuk memberikan telur kepada bayi melihat keinginan anaknya. Berbagai jenis olahan telur, kata dia, bisa dikreasikan agar anak doyan dan mendapatkan asupan gizi protein sehingga jauh dari stunting.

Kementerian Kesehatan RI mencatat angka stunting di Indonesia masih tinggi yaitu berada pada angka 21,6 persen. Target pemerintah untuk stunting di Indonesia harus bisa turun hingga 14 persen.

Oleh karenanya, Pemerintah Indonesia mengajak orang tua dan petugas kesehatan bisa membantu menurunkan angka stunting bersama, yang salah satunya mengurangi konsumsi rokok dan dialihkan untuk membeli telur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement