Kamis 09 Feb 2023 19:09 WIB

BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Jateng pada 2023 Tetap Kuat

Kinerja investasi diperkirakan tumbuh dengan berbagai proyek yang sedang berlangsung.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Friska Yolandha
Tampak maket kawasan industri terpadu batang. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) pada 2023 akan tetap kuat di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen (year on year/yoy).
Foto: https://www.batangindustrialpark.com/
Tampak maket kawasan industri terpadu batang. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) pada 2023 akan tetap kuat di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen (year on year/yoy).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) pada 2023 akan tetap kuat di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi didorong dari sisi domestik.

"Kami masih optimistis tumbuh 4,5-5,3 persen. Karena dari sisi domestik bagus meski sisi eksternal menurun," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwi Saputra, di Semarang, Kamis (9/2/2023).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikannya saat temu media mengenai update informasi dan perkembangan ekonomi regional Jateng yang berlangsung di Kantor BI Provinsi Jateng, Semarang. Dari sisi domestik, kata dia, kinerja investasi diperkirakan tumbuh dengan berbagai proyek strategis yang sedang berlangsung, sementara dari kinerja konsumsi rumah tangga masih bertahan.

Ia menjelaskan kinerja investasi juga didukung rencana relokasi lima perusahaan dari Banten, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN). Kemudian, pembangunan megaproyek Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan sejumlah proyek strategis, seperti jalur tol Semarang-Demak dan Solo-Yogyakarta juga turut berkontribusi.

Sementara dari sisi eksternal, Rahmat menyebutkan perlambatan akan didorong oleh penurunan permintaan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki dan furnitur di AS dan Eropa yang merupakan pasar andalan Jateng.

"Memang ada gangguan rantai pasok. Beberapa negara mengurangi 'demand', sehingga dari sisi (kinerja) eksternal berkurang," ujarnya pula.

Berkaca pada 2022, pertumbuhan ekonomi Jateng mencapai 5,31 persen (yoy) meningkat dibandingkan 2021 sebesar 3,33 persen persen (yoy), terutama didorong oleh peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 3,24 persen.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement