REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sudah tidak ingin lagi membahas terkait utang Anies Baswedan terhadapnya yang disebut-sebut mencapai Rp 50 miliar. Utang tersebut berkaitan dengan kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2017.
Sandi mengatakan, setelah ia Sholat Istikhoroh dan berdiskusi dengan keluarga, memutuskan untuk tidak lagi membahas terkait hutang tersebut.
"Setelah saya Sholat Istikharah, setelah saya menimbang, berkoordinasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini (hutang Anies)" kata Sandi di Sidoarjo, Selasa (7/2).
Menurut Sandi, lebih baik masalah utang ini disampaikan ke pihak lain yang mengetahui permasalahan secara utuh. Sandi kembali menegaskan, baginya pembahasan mengenai utang tersebut sudah selesai. Sandi memilih fokus mempersiapkan diri menjelang Pilkada seretak 2024.
"Bagi saya sekian dan saya fokus menatap masa depan. Kontestasi demokrasi sebentar lagi, mari kita tatap masa depan dengan penuh suka cita dan gembira," ujarnya.
Sandi mengeklaim, hubungannya dengan Anies Baswedan baik-baik saja, bahkan masih bersahabat. Hanya saja, kata dia, jika dulu keduanya berada di Pemprov DKI Jakarta, sekarang Sandi sudah berada di kementerian. "Alhamdulillah (hubungan dengan Anies) baik, kami bersahabat, dan tentunya sebagai seorang sahabat sekarang saya tugasnya saya di kementerian," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Erwin Aksa menyebut bahwa Anies Baswedan memiliki utang pada Sandiaga Uno saat Pilkada 2017. Erwin memperkirakan utang terebut sebesar kurang lebih Rp50 miliar.
"Utang tersebut digunakan untuk membiayai logistik Pilkada Jakarta 2017 lalu," kata Erwin saat menjadi bintang tamu podcast Akbar Faizal di Channel YouTube Akbar Faizal Unsecsored seperti dilansir pada Selasa (7/2/2023).
Perjanjian utang piutang tersebut dibuat oleh Erwin dan pengaca Sandiaga, Rikrik Rizkiyana. Erwin saat itu menjadi salah satu tim sukses pasangan Anies-Sandi pada Pilkada 2017.
Hingga kini, Erwin mengatakan utang tersebut belum lunas. "Saya baru tahu juga waktu itu memang waktu putaran pertama, ya sedang tertatih-tatih. Logistik juga susah, jadi yang punya logistik kan Sandi. Dia banyak saham, likuiditas juga bagus dan sebagainya," kata Erwin.
Sampai berita ini diturunkan belum ada klarifikasi dari pihak Anies Baswedan perihal utang itu.