REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Destinasi wisata baru kembali hadir di Kota Bandung. Tujuan wisata yang khusus menyasar para pecinta seni ini resmi dibuka pada 3 Februari 2023 lalu. Galeri seni yang diberi nama Grey Art Gallery ini berlokasi di jalan ikonik kota kembang, tepatnya di Jalan Braga 47.
Menurut CEO Grey Art Gallery, Angga Aditya, tujuan hadirnya galeri ini adalah untuk mendukung karir seniman Kota Bandung melalui kerja sama dan kolaborasi. Dia juga menekankan bahwa Grey Art Gallery terbuka untuk umum.
“Ada pun bentuk kolarobasi dapat diajukan melalui instagram kami, @greyartgallery47,” jelas CEO Grey Art Gallery, Angga Aditya.
Grey Art Gallery menampilkan setidaknya 115 karya yang sebagian diantaranya merupakan hasil karya dari 17 seniman yang dipilih secara langsung melalui undangan. Angga menerangkan, dari 850 karya yang diterima, dia dan timnya menyaringnya menjadi 115 karya melalui jalur open call.
“Sedangkan karya dari 17 seniman dipilih secara langsung melalui jalur undangan,” tambah Angga.
Beberapa karya yang ditampilkan merupakan karya dari Isa Perkasa, Prabu Perdana, dan Andreas Camelia dengan ciri khas masing-masing. Para pengunjung dapat menikmati karya dengan sensasi berbeda.
“Kami percaya karya-karya yang ditampilkan, menjadi salah satu parameter artistik perkembangan seniman yang paling mutakhir di Kota Bandung,” ungkap Angga.
Hadirnya Grey Art Gallery juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Arief Syaifudin saat acara pembukaan galeri tersebut. Dia juga mengajak masyarakat untuk mendukung karya-karya seniman lokal dengan mengunjungi galeri yang berlokasi di Jalan Braga tersebut.
“Pemkot Bandung sangat Bangga dengan hadirnya Grey Art Gallery. Sebagai destinasi wisata baru, galeri ini diharapkan dapat meningkatkan pariwisata Kota Bandung,” ujar Arief.
Perlu diketahui, Jalan Braga tempo dulu, tepatnya pada tahun 80 hingga 90 an merupakan jalan biasa yang sepi pengunjung. Namun jalan ikonik itu mulai populer sejak banyaknya seniman yang memanfaatkan jalan tersebut sebagai 'galeri’ lukisan-lukisan mereka.
Ketua Dewan Kesenian Kota Bandung, Rahmat Jabaril menceritakan, kondisi Braga mulai berubah sejak Abah Ropih, tokoh seniman Kota Bandung menginisiasi trotoar sebagai display karya lukisan para seniman di tahun 2000.
"Akhirnya dari sana Braga jadi punya daya tarik tersendiri. Malah banyak orang yang ikut berkarya dan berjualan di sana, sehingga terbangun suasana lain tentang Jalan Braga," ujar Rahmat.
Hadirnya para seniman lukisan di Braga berdampak pada munculnya bentuk ekonomi kreatif lain di sana, seperti fotografi dan kuliner. Dia mengungkapkan, pendapatan daerah Kota Bandung sebagian besar merupakan dari hasil kreativitas masyarakat yang bernilai seni. Ini pula yang menjadi alasan dikenalnya Kota Bandung sebagai pusatnya para seniman.
"Braga ini dijadikan sebagai jalan seni, menjadi aset wisata Kota Bandung. Tinggal bagaimana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa memperluas kolaborasi dengan dan memfasilitasi para seniman untuk bisa menghidupkan usaha di kawasan Braga," pungkasnya.