REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Banjir yang melanda Kabupaten Pidie akibat hujan lebat disertai petir dan angin kencang berangsur surut di delapan Kecamatan yang dilaporkan terendam banjir sejak Ahad (29/1/2023). "Kondisi banjir di beberapa titik sudah mulai surut dan menyisakan lumpur yang tebal," kata Kalak BPBD Pidie, Muhammad Rabiul, di Pidie, Rabu (1/2/2023).
Ia menjelaskan, untuk saat ini di lokasi yang terendam banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi seperti di Batee, Caleu dan Kembang Tanjong ketinggian air di setiap desa sekitar 20 sentimeter. Ia mengatakan, banjir berangsur surut dan pengungsi kembali ke rumah masing-masing guna membersihkan sisa lumpur yang ditinggalkan dari banjir yang merendam rumah warga.
Ia menambahkan, banjir yang melanda Kabupaten Pidie terjadi dalam dua gelombang pada Januari 2023. Pemkab Pidie terus berbenah menyelesaikan beberapa permasalahan yang menyebabkan banjir.
"Sekarang kita lagi fokus normalisasi Sungai Krueng Tuekah, saluran pembuangan dan drainase," katanya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari langkah-langkah dan menuntaskan, sehingga jika hujan lebat makan wilayahnya tidak terendam luapan air lagi.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, Ilyas mengatakan, Krueng Tukah harus dinormalisasikan agar tidak lagi dangkal dan mampu menampung debit air yang tinggi dan berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah dan Sungai (BWS) Sumatra guna melakukan pengerukan DAS tersebut.
"Mengenai banyaknya bangunan di atas bantaran sungai juga menjadi penyebab banjir, sehingga harus diperhatikan lebih serius permasalahan ini agar menemukan solusi mengatasi banjir di Pidie," kata Ilyas.