REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak masyarakat yang berada di daerah rawan bencana bersedia direlokasi. Hal ini dia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Manado setelah dilanda banjir dan tanah longsor.
"Terus, tunggu berapa banyak lagi yang mau jadi korban?" tanya Menteri Risma di Manado, Senin (30/1/2023).
Menteri meminta warga yang bermukim di bantaran sungai dan area-area rawan bencana banjir dan tanah longsor bersedia direlokasi ke tempat yang lebih aman. Hal ini kembali ditekankan Mensos Risma saat meninjau lokasi terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado, dua tahun lalu dia juga berkunjung ke daerah ini untuk kasus serupa.
"Saya dua tahun jadi menteri, dua kali juga saya ke sini dengan kasus yang sama, yaitu banjir, longsor dan meninggal. Tahun 2021 dulu, awal jadi menteri, saya ke sini, ada korban kalau enggak salah dua orang. Sekarang, lebih banyak lagi, lima orang," ujarnya.
Pada Januari 2021, masa-masa awal menerima amanah sebagai Mensos, dia pernah berkunjung ke Kota Manado untuk meninjau bencana serupa dengan dampak yang tidak jauh berbeda dibandingkan bencana yang terjadi saat ini. Jika hal ini tidak diindahkan, Mensos memperingatkan, bukan tidak mungkin, dampak yang ditimbulkan lebih parah dan korban berjatuhan akan lebih banyak dari waktu ke waktu.
Hal ini dikarenakan kontur tanah yang tidak memadai sebagai tempat bermukim. "Kalau lihat kontur lahan seperti ini, memang itu sangat riskan, enggak layak untuk ditinggali. Jangan karena kita berdalih, apapun alasannya, kemudian enggak mau pindah. Akhirnya, ada korban lagi. Ayolah, apa yang mau kita cari lagi?," ujar Menteri.
Melalui perbincangan dengan Walikota Manado, dan beberapa Forkopimda yang turut hadir mendampingi Mensos, Pemkot Manado sedianya telah menyiapkan hunian bagi warga yang tinggal di area rawan bencana banjir dan tanah longsor.
"Setelah saya berdiskusi dengan Pak Wali, terkait bagaimana mereka yang kondisi rumahnya berbahaya, itu (Pemkot) sudah siapkan tempat, ada 3.000 unit," kata Mensos.
Terlepas dari faktor apapun yang melatarbelakangi warga enggan pindah ke hunian tersebut, Mensos menginginkan warga tetap utamakan keselamatan. "Yang utama, yang harus kita pikirkan adalah keselamatan. Keselamatan itu di atas segala-galanya. Kalau tidak antisipasi dari sekarang, kemudian terjadi musibah, semuanya bisa habis seketika," ujarnya.