Selasa 31 Jan 2023 22:42 WIB

Penurunan Prevalensi Stunting Kunci Penting Sambut Bonus Demografi

Penurunan prevalensi stunting bertujuan menciptakan SDM unggul.

Petugas Posyandu Ayeum Mata mengukur tinggi badan anak.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Petugas Posyandu Ayeum Mata mengukur tinggi badan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Sudibyo Alimoeso mengatakan bahwa upaya percepatan penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu kunci penting dalam menyambut bonus demografi. "Karena Indonesia akan segera mencapai bonus demografi yang harus dimanfaatkan dengan baik maka penurunan prevalensi stunting menjadi hal yang sangat penting," kata Sudibyo ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Sudibyo yang pernah menjabat Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu menjelaskan, upaya penurunan prevalensi stunting bertujuan untuk menciptakan SDM unggul dan berkualitas. Karena itu, pihaknya mengapresiasi pemerintah yang menjadikan program penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi program prioritas pada tahun 2023 ini.

Baca Juga

"Hal ini menjadi langkah yang sangat tepat dalam rangka menyambut bonus demografi, karena permasalahan stunting dan kemiskinan ekstrem memang merupakan dua hal yang saling beririsan dan saling terkait sehingga perlu ditangani secara komprehensif dan berkesinambungan," katanya.

Sudibyo juga mengingatkan perlunya penguatan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya asupan bergizi seimbang guna mendukung upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tanah air.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi program prioritas pada tahun 2023 ini. "Program penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi prioritas yang membutuhkan peran aktif seluruh pihak," katanya.

Pemerintah, kata dia, terus memperkuat berbagai upaya guna menangani masalah stunting dan kemiskinan ekstrem melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

"Intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk mempercepat penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih, MCK, dan fasilitas sanitasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement