REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, tak mau menjawab cara atau metode penanganan kemiskinan ekstrem di Jakarta yang naik pada 2022. Ihwal demikian, dia menyinggung upaya Jakarta dalam memberikan Kartu Jakarta Sehat (KJP), Kartu Jakarta Pintar (KJP) hingga dukungan pemberian makanan gizi tambahan tanpa memerinci program tersebut.
“Saya tidak menjawab itu (penanganan kemiskinan ekstrem Jakarta)” kata Heru kepada awak media di Jakarta Timur, Selasa (31/1).
Heru mengaku belum mengetahui lebih lanjut kategori kemiskinan ekstrem. Namun demikian, kata dia, salah satu indikator yang sudah dipastikan adalah pengeluaran yang tidak lebih dari Rp 11 ribu per harinya. “DKI terhadap warga kelompok itu kan sudah diberikan ada bantuan makanan, kesehatan, KJP, KJS, wifi gratis, ada PKH, PMT anak sekolah,” tuturnya.
Menurutnya, sejauh ini DKI sudah berupaya dan melakukan intervensi lebih banyak terhadap kemiskinan ekstrem. “Boleh lihat sendiri,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana mengatakan, ada kenaikan kemiskinan ekstrem di Jakarta hingga medio tahun lalu. Menurutnya, dari angka 0,6 persen di tahun sebelumnya, menjadi 0,89 persen atau sekitar 0,29 persen pada 2022.
Dia memerinci, angka terbaru itu mencakup 95.668 jiwa penduduk DKI hingga Maret 2022. Di waktu yang sama tahun sebelumnya, kata dia, kemiskinan ekstrem di Jakarta berjumlah 95.391 jiwa.