Jumat 27 Jan 2023 18:09 WIB

Dede Yusuf: Banyak Program Pendidikan di Daerah Minim Anggaran

Dede Yusuf sebut banyak program pendidikan di daerah yang tidak didukung anggaran.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf, meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar). Segera menindaklanjuti dugaan tindakan diskriminatif yang terjadi terhadap sejumlah siswa di SMAN 2 Depok.
Foto: istimewa
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf, meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar). Segera menindaklanjuti dugaan tindakan diskriminatif yang terjadi terhadap sejumlah siswa di SMAN 2 Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengatakan banyak program pendidikan di daerah yang terkendala karena tidak adanya anggaran. Sehingga hal ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah.

"Ya saya mendengarkan masukan dari perguruan tinggi baik swasta, negeri maupun politeknik di Kota Medan dan Sumatera Utara. Banyak hal yang terkait dengan masalah kebijakan-kebijakan yang mungkin dirasa masih belum bisa disesuaikan dengan yang ada di daerah, terutama dari sisi kebijakan anggaran, akreditasi, biaya dan lain-lain," kata Dede pada Jumat (27/1/2023).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan program yang baik sering kali tidak didukung oleh faktor anggaran yang besar dan masih banyak terjadi kendala di lapangan. Di satu sisi, ada beberapa perguruan tinggi yang bisa mengadopsi kebijakan-kebijakan yang baru, tetapi banyak juga kampus-kampus swasta yang belum banyak bisa mengadopsi kebijakan-kebijakan baru tersebut.

"Ini butuh proses dan butuh keberpihakan anggaran. Kita tentu akan mendorong lebih banyak lagi kebijakan yang disesuaikan dengan anggaran yang ada. Jangan sampai kebijakannya terlalu tinggi tetapi anggarannya tidak mencukupi," kata dia.

Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Syamsul Gultom mengatakan Unimed saat ini memiliki 29.037 mahasiswa, 1058 dosen dan 464 tenaga kependidikan. UNIMED memiliki 82 Program Studi dengan akreditasi 61 persen akreditasi Unggul/A, 33 persen terakreditasi Baik Sekali/B/Baik dan 6 persen prodi baru yang sedang menunggu proses visitasi BAN-PT.

"Dengan jumlah mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan tersebut. Unimed mau tidak mau harus mengembangkan gedung dan sarana belajar lainnya secara komprehensif. Unimed saat ini sudah selesai membangun gedung kuliah FMIPA empat tower dengan dana PNBP, karena sudah kurang lebih 12 (dua belas) tahun tidak ada bantuan pembangunan gedung sarana belajar dari pemerintah. Padahal, setiap tahunnya semua PTN dan PTS terus berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement