REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyampaikan adanya penurunan angka stunting di Kota Tangerang, Banten pada 2022. Penurunan terjadi sekitar 3,5 persen menjadi 11,8 persen dari tahun 2021 sebesar 15,3 persen, mengutip data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Angka tersebut sejalan dengan penurunan angka stunting se-Provinsi Banten dari 24,5 persen menjadi 20 persen.
“Kasus stunting memang menjadi salah satu fokus utama Pemkot Tangerang di 2022 kemarin dengan berbagai intervensi,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang, Jatmiko dalam keterangannya, dikutip pada Kamis (26/1/2023).
Jatmiko mengatakan, upaya intervensi yang dilakukan, di antaranya membentuk 754 tim pendamping keluarga (TPK) yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tangerang. Tim terdiri atas kader PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga) dan tenaga kesehatan dan kader KB (keluarga berencana) yang bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting. Sasaran upaya intervensi tersebut, yakni calon pengantin, ibu hamil, bayi dua tahun (baduta), dan bayi lima tahun (balita).
“Ini (754 tim TPK) menjadi salah satu program yang paling terasa dalam penurunan kasus stunting di Kota Tangerang,” tuturnya.
Program lainnya, lanjut Jatmiko, yakni program bina keluarga balita (BKB), bina keluarga remaja (BKR), dan bina keluarga lansia (BKL). Di samping itu, akses pelayanan keluarga berencana juga diperkuat.
“Dalam pergerakannya, DP2AP2KB fokus pada pencegahan ataupun pola asuh yang nantinya akan berpengaruh pada perbaikan asupan gizi dan penurunan infeksi hingga angka stunting tertangani dan tidak meningkat,” kata dia.
Jatmiko menambahkan, penanganan stunting perlu dilakukan bersama dengan berbagai pihak, mulai dari hulu hingga hilirnya. Yakni mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan hingga lansia, konsumsi pangan, pelayanan kesehatan, pola asuh, hingga sanitasi.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Darto menuturkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk dapat menekan angka stunting di Kota Tangerang.
Dalam hal pelayanan kesehatan, Darto menyebut, Dinkes Kota Tangerang cukup fokus dengan pemantauan pertumbuhan, pemeriksaan kehamilan gratis, pendampingan ibu hamil oleh kader Srikandi, kelas ibu hamil dan balita, posyandu remaja, imunisasi, dan pemberian obat cacing. Pihaknya juga melakukan penyuluhan calon pengantin dan menyediakan sistem rujukan terintegrasi.
“Untuk menekan angka stunting di Kota Tangerang turun lebih signifikan, Pemkot Tangerang tengah menyiapkan aplikasi yang mengintegrasikan seluruh penanganan stunting. Mulai dari data target sasaran, penanganan secara medis atau kesembuhan, hingga peningkatan kualitas kesejahteraan pada target, progresnya bisa terpantau dalam satu aplikasi,” katanya menjelaskan.