Senin 23 Jan 2023 21:18 WIB

Tak Hanya di Bukittinggi, Wisata Lubang Jepang Juga Ada di Kota Padang

Objek wisata Lubang Jepang juga terdapat di Gunung Pangilan, Padang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Nora Azizah
Pengunjung berjalan di objek wisata Lobang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pengunjung berjalan di objek wisata Lobang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Selama ini lubang Jepang di Sumatra Barat dikenal orang ada di Kota Bukittinggi. Namun ternyata, lubang Jepang bersejarah yang juga menjadi objek wisata juga ada di Kota Padang, tepatnya di Gunung Pangilun.

Kawasan Lubang Jepang Gunung Pangilun (Japanese Coastal Fortress) ini telah masuk daftar kawasan cagar budaya dengan nomor inventaris 80/BCB-TB/A/01/2013. Hasil Laporan Cagar Budaya Tidak Bergerak Kota Padang Tahun 2018 yang dirilis oleh BPCB Sumbar menyebutkan Kawasan Pertahanan Jepang Gunung Pangilun ini merupakan salah satu bukti peninggalan bangunan pertahanan masa pendudukan Jepang di perbukitan atau pedalaman Sumatera Barat pada era Perang Dunia II, khususnya sekitar tahun 1942-1945.

Baca Juga

Kawasan Lubang Jepang ini memiliki benteng pertahanan yang kompleks. Terdiri dari lubang tanah dan terowongan, pillbox, bunker, battery berbentuk lingkaran, hingga bangunan yang diduga menjadi hunian. Dari laporan BPCB Sumbar menemukan empat lubang plus terowongan, dua bungker, dan satu battery. Dari atas Gunung Pangilun ini dapat terlihat jelas Kota Padang secara keseluruhan.

Kepala Bappeda Padang, Yenni Yuliza, mengatakan wisata Lubang Jepang merupakan salah satu objek wisata di tengah kota yang memiliki nilai sejarah dan edukasi.

"Ini berkat warga sekitar yang menjaga kebersihan objek wisata Lobang Jepang ini sehingga selalu menarik untuk dikunjungi," kata Yenni, Senin (23/1/2023).

Yenni berharap ke depannya objek wisata Lubang Jepang ini dapat dikembangkan lagi menjadi objek wisata yang menjanjikan dan dikunjungi banyak orang. "Kita berharap dukungan seluruh stakeholder agar objek wisata sejarah ini dikunjungi wisatawan," ucap Yenni.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement