REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Algoritma Research and Consulting menemukan, mayoritas masyarakat tidak setuju Presiden Jokowi memberikan dukungan atau memberi endorse calon presiden (Capres) tertentu saat Pemilu 2024. Publik mau Jokowi bersikap netral.
Direktur Riset dan Program Algoritma, Fajar Nursahid menjelaskan, sebanyak 45 persen responden tidak setuju Jokowi menjadi endorser atau pemberi dukungan terhadap capres tertentu. Responden yang setuju sebesar 35,2 persen. Sisanya mengaku tidak tahu dan tidak menjawab.
Menurut Fajar, meskipun pendapat responden terbelah, tapi mayoritas tidak setuju Jokowi menyebutkan pilihan politiknya terkait capres secara terbuka dalam Pemilu 2024. "Masyarakat mengharapkan presiden lebih dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024," ujar Fajar memaparkan hasil survei di sebuah hotel di Jakarta, Senin (23/1/2023).
Survei ini juga melihat perbedaan sikap pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo pada Pemilu 2019, terkait endorser ini. Mayoritas pendukung Jokowi atau 43,6 persen ternyata mendukung eks Gubernur DKI itu menyatakan dukungan capres. Yang tidak setuju sebesar 38,8 persen.
Sedangkan pendukung Prabowo mayoritas atau 57,3 persen tidak setuju Jokowi menyatakan dukungan capres. Pendukung Prabowo yang setuju hanya 26,3 persen.
"Keterbelahan pendapat masyarakat terkonfirmasi jika dilihat dari afiliasi dukungan politik," kata Fajar.
Survei Algoritma Research and Consulting ini dilaksanakan pada 19-30 Desember 2022. Survei ini melibatkan 1.214 responden yang terbagi secara proporsional secara nasional. Margin of error hasil survei ini kurang lebih tiga persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.