REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi menghargai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang telah bergabung dengan Partai Golkar.
Partai Golkar sendiri merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024, ketiga partai politik memiliki keputusan di internal masing-masing.
"Saat ini Golkar tetap menyalonkan Airlangga Hartarto sebagai capres yang akan diusulkan ke KIB. Keputusan di KIB itu akan menyalonkan kader internal KIB. Di PAN ada Zulhas, di Golkar ada Airlangga, di PPP ada Mardiono," ujar Viva, Kamis (19/1/2023).
Kendati demikian, KIB disebutnya masih terus memonitor perkembangan politik saat ini. Jelasnya, calon presiden (capres) dari koalisinya masih sangat cair. "KIB juga akan memonitor dinamika politik kontemporer. Pendaftaran paslon masih September 2023. Masih lama. KIB tetap solid dan masih cair," ujar Viva.
"Soal berpengaruh atau tidak, itu adalah urusan internal rumah tangga Golkar. Karena Kang Emil sudah menjadi kader Golkar," sambungnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan bahwa dirinya resmi bergabung sebagai kader Partai Golkar dengan posisi sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih dan co-chair Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar. Ridwan mengaku tidak meminta jabatan itu kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Saya sebenarnya tidak meminta, terserah Pak Airlangga. Tapi Pak Airlangga berbaik hati menempatkan saya di posisi Wakil Ketua Umum di (bidang) Penggalangan Pemilih dan co-chair Bappilu, Badan Pemenangan Pemilu," kata Ridwan Kamil di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Ia menyebut alasan pertama dirinya bergabung ke Partai Golkar karena menurutnya partai berlambang pohon beringin itu sebagai partai tengah.
"Partai Golkar itu sangat kuat sebagai simbol partai tengah, partai yang Pancasilais, partai yang terbuka, sehingga ini yang menjadi sebuah minat saya," ujarnya.
Alasan kedua, lanjut dia, karena sejarah panjang Partai Golkar yang menunjukkan sebagai institusi yang sangat terhormat.
"Sehingga besar kecilnya, maju mundurnya memang dari individu-individunya. Maka juga (kalau) individu-individu ini berkualitas maka yang diuntungkan adalah Indonesia karena partai politik mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut hajat hidup kita," tuturnya.