REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Denpasar, Bali, ditargetkan rampung akhir 2023. Erick mengaku saat ini sedang dilakukan percepatan terhadap pembangunan rumah sakit KEK Sanur, lantaran sempat tertunda 8 bulan akibat perizinan dan hingga saat ini pembangunan fisiknya baru mencapai 3,5 persen.
"Padahal tanda tangannya sudah 2021, izinnya baru keluar akhir 2022. Ini lah kenapa kita menargetkan yang tadinya Agustus semua jadi, jadinya November. Kalau bisa Desember 2023 saja sudah luar biasa," kata dia saat meninjau progres pembangunan KEKSanur di Denpasar, Bali, Senin (16/1/2023).
Untuk infrastruktur dasar seperti jalan, trotoar, dan pemasangan pipa dari pembangunan KEK Sanur seluas 41,26 hektare itu diakui telah rampung 100 persen. "Kalau untuk hotel sudah mencapai 35,58 persen. Kita berharap tahun ini bulan Agustus (rampung), InsyaAllah kalau bisa akhir Agustus beserta kebun rayanya sekaligus," ujarnya.
Sebanyak 15 persen jumlah hotel di kawasan tersebut nantinya akan berisi saluran oksigen sebagai pendukung upaya perawatan bagi pasien yang menggunakan fasilitas rumah sakit internasional. Pun juga dapur di sejumlah kamar bagi keluarga pasien yang tinggal dalam waktu panjang. Erick menambahkan, 55 persen atau 22 hektare dari luas lahan KEK Sanur merupakan kawasan hijau.
"Kalau dilihat peta dari atas, Sanur sendiri kurang pohon, itu lah kenapa ada breeding space, ada taman 5 hektare kita jaga bagaimana keberlanjutannya," kata dia.
Komisaris Utama Injourney, Triawan Munaf menambahkan, untuk hotel yang sejak awal berdiri di kawasan KEK Sanur tak banyak mengalami perubahan.
"Tidak banyak yang perubahan secara struktur, dan tentunya mempertahankan budaya lokal seperti relief yang sangat bersejarah. Utamanya tower dengan jumlah kamar yang ditambahkan menjadi 274 untuk, dan garden 60-80, hotelnya ada 186 kamar," sebutnya.