Sabtu 14 Jan 2023 22:32 WIB

Revitalisasi Objek Wisata Situ Gede Diharapkan Bisa Tarik Wisatawan

Revitalisasi Situ Gede Tasikmalaya belum sepenuhnya rampung.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Sejumlah pengunjung menikmati suasana di objek wisata Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Sabtu (14/1/2023).
Foto: Bayu Adji P/Republika
Sejumlah pengunjung menikmati suasana di objek wisata Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Sabtu (14/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meresmikan objek wisata Situ Gede usai direvitalisasi pada tahun lalu, Sabtu (14/1/2023). Kini objek wisata yang terletak di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, itu diklaim siap menerima wisatawan, bukan hanya dari daerah sekitar melainkan dari luar negeri.

"Sekarang Situ Gede sudah rapi, siap menerima wisatawan mancangerara," kata dia di Situ Gede, Sabtu. 

Baca Juga

Namun kerapian yang dimaksud itu baru sebagian kecil. Pasalnya, revitalisasi Situ Gede belum sepenuhnya rampung. Masih banyak bagian di objek wisata itu yang mesti dibenahi. 

Menurut Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) revitalisasi yang dilakukan di Situ Gede baru tahap satu. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar disebut siap untuk menyediakan anggaran untuk revitalisasi tahap selanjutnya.

Kendati baru sebagian yang direvitalisasi, ia menilai, kondisi Situ Gede saat ini sudah lebih tertata. Ia optimistis, dengan penataan yang telah dilakukan itu, Situ Gede akan menjadi destinasi wisata yang akan memberikan kemajuan ekonomi Kota Tasikmalaya dan masyarakatnya.

Dalam revitalisasi itu, penataan yang dilakukan salah satunya adalah menyediakan 32 kios untuk pedagang rumah makan yang sebelumnya berada di sempadan situ. Di atas kios itu, terdapat tempat makan lesehan yang diberi nama Balakecrakan. 

"Jadi di atas (kios) untuk tempat ngariung, balakecrakan, botram, dan lain sebagainya," kata dia.

Terkait adanya sejumlah keluhan mengenai atap Balakecrakan yang terlalu tinggi, Emil mengatakan, itu dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Apalagi, di sekitar tempat makan lesehan itu terdapat pohon-pohon rindang, sehingga pengunjung tetap bisa terlindungi dari panas dan hujan.

Ia justru menyarankan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya untuk meningkatkan amenitas di sekitar objek wisata Situ Gede. Pasalnya, selama ini tidak ada tempat yang bisa dijadikan penginapan di kawasan objek wisata Situ Gede. 

"Kalau saya jadi wisatawan, ada pilihan menginap di kota atau di sini. Sepertinya mah enak di pinggir situ. Kami arahkan Pak Wali mengundang investor untuk buat penginapan," ujar dia.

Ihwal pelaksanaan revitalisasi tahap selanjutnya, Emil mengatakan, pihaknya akan menunggu waktu yang tepat. Namun, untuk sementara, masyarakat diminta menikmati suasana baru di Situ Gede yang sudah ada.

"Tahap selanjutnya seiring waktu saja. Nikmati dulu tahap satu," kata Emil.

Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, mengatakan, Situ Gede selama ini memang merupakan salah satu ikon wisata di Kota Tasikmalaya. Dengan revitalisasi yang dilakukan, ia meyakini akan makin banyak pengunjung yang datang ke objek wisata itu.

"Tugas kami untuk menjaga dan memeliharanya. Kami juga akan kembangkan wisata di sini. Mudah-mudahan bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya," kata dia.

 

Kelanjutan Revitalisasi 

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jabar, Dicky Ahmad Sidik, mengatakan, revitalisasi tahap pertama ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 8 miliar. Pekerjaan yang dilakukan adalah penataan di sempadan sisi timur situ, mulai perbaikan tanggul penataan jalur pedestrian, membuat tempat balakecrekan di atas, dan kios, toilet, dan sebagainya.

"Ini baru tahap pertama. Kalau secara DED, ini baru sebagian. Total kebutuhan kan Rp 45 milar, tahun kemarin baru dikerjakan sekitar Rp 8 miliar. Jadi baru 25-30 persen," kata dia.

Ihwal kelanjutan revitalisasi, Dicky mengatakan, belum akan dilanjutkan pada tahun ini. Pasalnya, Dinas SDA Provinsi Jabar memiliki beberapa pekerjaan revitalisasi situ lainnya.

Menurrut dia, kemungkinan kelanjutan revitalisasi Situ Gede akan dilakukan pada 2024. Namun, itu juga akan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.

"Keinginan kami dituntaskan, tapi itu tergantung kebijakan fiskal. Kami akan usulkan untuk penanganan tuntas," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement