REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengoperasikan dua pos pemadam kebakaranyang baru yakni di di Kecamatan Grogol dan Ngadiluwih untuk memperkuat pos pusat di Kecamatan Pare.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, di Kediri, Jumat, mengemukakan penambahan pos baru itu dapat mempercepat penanganan jika terjadi kejadian kebakaran.
"Ini untuk membantu mempercepat penanganan jika terjadi kebakaran baik di wilayah barat sungai maupun Kediri bagian selatan," katanya.
Di pos pemadam kebakaran (damkar) baru di Kecamatan Grogol dan Ngadiluwih itu masing-masing disiagakan 11 personel yang dibagi dalam tiga regu dengan satu unit mobil pemadam kebakaran. Sedangkan, Pos Pare diperkuat 15 personel yang dibagi dalam tiga regu dengan dua unit mobil damkar.
Kepala Bidang Pencegahan Kebakaran Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri Stefanus Joko Sutrisno mengatakan dua pos baru di Kecamatan Grogol dan Ngadiluwih tersebut sudah mulai dioperasionalkan awal pekan ini.
"Dengan dioperasionalkannya dua pos pemadam kebakaran tersebut diharapkan dapat memenuhi standardresponsetime atau waktu tanggap terhadap pemberitahuan sampai pelayanan pemadaman tidak lebih dari 15 menit dari pos terdekat, serta meminimalisir kerugian akibat kebakaran," katanya.
Selain jalanan yang kian padat, kata dia, rata-rata jarak antara lokasi kejadian dengan Pos Pare yang terlampau jauh menjadikan standardresponsetime 15 menit itu tidak semuanya tercapai.
"Selama ini, dari kejadian kebakaran yang sesuai standardresponsetime kami masih 60 persennya," kata dia.
Untuk menjangkau kejadian kebakaran yang terjadi di wilayah barat Sungai Brantas atau di wilayah Kediri bagian selatan, pemadam kebakaran di Kabupaten Kediri mendapat bantuan dari unit pemadam Pemkot Kediri.
Armada mobil pemadam kebakaran yang ada yakni di Pos Ngadiluwih memiliki kapasitas air 2.500 liter, sedangkan mobil damkar di Pos Pare dan Pos Grogolmasing-masing berkapasitas 5.000 liter. Dua unit mobil masing-masing berkapasitas 5.000 liter tersebut merupakan pengadaan tahun 2022.
Sementara itu, berdasarkan data pada tahun 2022 ditangani sebanyak 86 kejadian kebakaran, satu di antaranya di Kota Kediri. Penyebab kebakaran rata-rata akibat korsleting listrik maupun faktor kelalaian.